close

Perkuat Implementasi Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi untuk Ciptakan SDM Unggul

Program Kampus Merdeka adalah salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikam dan Kebudayaan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Pada beberapa kesempatan pertemuan dengan perguruan tinggi, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam selalu mendorong penguatan implementasi Kampus Merdeka di perguruan tinggi. Ia pun mengingatkan bahwa esensi semangat Kampus Merdeka adalah membuktikan bahwa lulusan dari perguruan tinggi merupakan lulusan yang unggul dan sangat dinanti oleh dunia kerja, masyarakat, dan negara.

“Kampus Merdeka bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman dan kompetensi yang memang akan terhubung dengan kebutuhan dunia kerja dan dinamika era revolusi industri 4.0,” ujar Nizam pada Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi LLDIKTI Wilayah VII, yang diadakan secara virtual, Kamis (10/12).

Nizam menjelaskan program Kampus Merdeka memberikan peluang bagi mahasiswa untuk dapat mengambil satu semester lintas program studi dan dua semester untuk experiental learning yang mencakup delapan kegiatan Kampus Merdeka, yaitu pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, proyek kemanusiaan, kewirausahaan mahasiswa, proyek mandiri, dan proyek membangun desa.

Baca Juga :  Kelola Tindak Lanjut (Tinjut) Terbaik, Ditjen Diktiristek Raih Penghargaan Wiyata Dharma Aksata

“Dengan delapan kegiatan Kampus Merdeka tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang dicita-citakan bersama,” ungkapnya.

Dalam mewujudkan transformasi pendidikan tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah menetapkan kebijakan terkait delapan indikator kinerja utama bagi perguruan tinggi negeri. Delapan indikator kinerja utama tersebut meliputi, lulusan mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, kualifikasi dan kompetisi dosen, hasil kerja dosen, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, serta program studi berstandar internasional.

“Selain itu, kolaborasi sangat penting dalam membangun sinergi kampus dengan dunia usaha dan dunia industri. Pemerintah memberikan berbagai insentif untuk mengakselerasi kolaborasi antara akademisi, bisnis, industri, komunitas, dan masyarakat. Terdapat dua program untuk perguruan tinggi swasta yaitu matching fund untuk sinergi dengan industri dan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PK-KM),” jelas Nizam.

Di sisi lain, dalam mewujudkan Kampus Merdeka, maka harus dibangun ekosistem Kampus Merdeka yang dapat diwujudkan dengan menciptakan kampus yang sehat, kampus yang aman, serta kampus yang nyaman perguruan tinggi juga harus mewujudkan kampus yang bebas dari kekerasan seksual dan perundungan.

Baca Juga :  Tiga Menteri Dukung Usaha Mahasiswa ITS Melalui NIB Sistem OSS

“Hal tersebut dapat diwujudkan dengan menerapkan empat langkah, yaitu cegah dengan cara mengedukasi seluruh warga kampus, memberikan kemudahan bagi pelapor, memberikan perlindungan bagi pelapor, serta menindaklanjuti laporan yang disampaikan oleh pelapor,” pungkas Nizam.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menjelaskan bahwa dalam mendorong terwujudnya link and match antara pendidikan vokasi dan dunia kerja terdapat sembilan syarat utama, yaitu kurikulum dan pembelajaran, dosen praktisi dari industri, program magang, sertifikasi kompetensi, penyerapan lulusan, training dosen oleh industri, hilirisasi riset terapan, beasiswa dari industri, serta donasi dari industri.

“Terdapat sebuah filosofi yang harus dipahami bersama bahwa segala bentuk pendidikan harus start from the end, yang mana menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten, terampil, dan unggul, sehingga sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” pungkasnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan