close

The 17th ESL Green Talk IPB University Bahas Valuasi Nilai Intrinsik untuk Konservasi Badak Jawa

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) IPB University mengadakan webinar The 17th ESL Green Talk (EGT) dengan tema Valuasi Nilai Intrinsik untuk Konservasi Badak Jawa. Kegiatan tersebut dihadiri oleh mahasiswa Departemen ESL IPB University maupun pihak dari luar IPB University.
 
Ketua Departemen ESL IPB University, Dr Ahyar Ismail menyampaikan semoga kegiatan ini sebagai awal dari kolaborasi dan wadah untuk sharing ilmu dengan pengalaman yang dimiliki masing-masing dalam pengembangan keilmuan. Baik tentang perubahan iklim, khususnya badak terkait dengan populasinya yang harus kita lindungi maupun nilai intrinsik.
 
Dr Sofiatin sebagai narasumber menyampaikan bahwa nilai ekonomi biodiversitas mengacu pada dasar-dasar umum yang digunakan untuk mengestimasi nilai. Nilai ini merepresentasikan valuasi baik itu nilai relatif, manfaat atau kegunaan, kepentingan maupun tingkat keunggulan.  “Nilai intrinsik bergantung pada bagaimana persepsi orang terhadap suatu objek dan apakah berbeda nilai saat ini dengan nilai yang akan datang atau sebelumnya,” katanya.
 
Ia menerangkan, konservasi badak jawa bercula satu yang merupakan endemik satwa Jawa, merupakan bagian kehidupan liar. Ia menyebut, ada beberapa referensi yang mengkategorikan kehidupan liar ini bermacam-macam yaitu nilai ekologi, nilai nutritional, nilai sosial budaya dan nilai ekonomi.  “Bagaimana caranya kita melakukan evaluasi terhadap nilai prinsip, maka kita harus mengetahui perbedaan antara nilai instrumental dan nilai intrinsik,” terangnya. 
 
Ia melanjutkan, nilai instrumental mengukur kegunaan suatu makhluk atau objek. Maksudnya, makhluk atau objek tersebut dapat memenuhi kebutuhan atau menyediakan jasa-jasa bagi makhluk lain umumnya manusia. Kemudian memfasilitasi kebahagiaan dan kesejahteraan dari manusia itu sendiri.
 
Sedangkan nilai intrinsik adalah nilai yang melekat di dalam dan bagi dirinya sendiri terlepas apakah memberikan kegunaan ataupun manfaat bagi yang lainnya. “Dengan demikian, berdasarkan konsep nilai intrinsik dan nilai instrumental ini saya mencoba lebih jauh dari penelitian yang dilakukan untuk melihat sebetulnya nilai intrinsik dari badak Jawa, dari beberapa referensi memang selama ini lebih banyak metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau menghitung atau estimasi nilai secara instrumental,” tambah Sofiatin.
 
Ia menambahkan, badak Jawa merupakan salah satu dari lima spesies badak yang tersisa di dunia. Badak Jawa saat ini merupakan populasi yang statusnya terancam punah yaitu hanya ada di Indonesia di Taman Nasional Ujung Kulon.
  
“Nilai intrinsik badak jawa untuk konservasi penilaiannya terbagi dalam beberapa tahapan karakteristik yaitu habitat, populasi dan genetik. Seberapa besar nilai yang dibutuhkan untuk badak itu hidup berdasarkan metode pendekatan biaya,” pungkas Dr Sofianti. (*/ra)

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Melepas 51 Kontingen Mahasiswa Indonesia untuk Berlaga di The FISU World University Games 2021