Sekolah Bisnis IPB University Buka Kelas Pendalaman Digital Business, Hadirkan CTO Microsoft Indonesia
Perkembangan teknologi digital begitu pesat dan telah memenuhi semua lini aktivitas keseharian manusia termasuk aktivitas bisnis. Fakta ini membuat dunia bisnis harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan perkembangan tersebut untuk kemajuannya.
Menyadari hal tersebut, Sekolah Bisnis IPB University kembali membuat terobosan dengan membuka kelas pendalaman digital business pada Program Sarjana S1 Bisnis. Pembukaan kelas pendalaman ini sejalan dengan implementasi K2020 sebagai kurikulum baru di IPB University.
Pembukaan kelas pendalaman dilaksanakan melalui kuliah umum yang bertema “Data Driven Digital Transformation”, (28/1). Pada kegiatan kuliah umum ini, Panji Wasmana, Chief Technology Officer (CTO) Microsoft Indonesia, yang juga merupakan alumni IPB University hadir sebagai pembicara. Kegiatan tersebut dihadiri oleh lebih dari 250 mahasiswa multistrata dan dosen di lingkungan Sekolah Bisnis IPB University.
Dalam sambutannya, Prof Noer Azam Achsani selaku Dekan Sekolah Bisnis IPB University menyampaikan bahwa perkembangan teknologi digital seperti internet of things (IoT), artificial intelligence (AI), bahkan metaverse yang banyak dibicarakan tidak dipungkiri merupakan bisnis masa depan.
“Oleh karena itu, sebagai amanat dari Rektor, Sekolah Bisnis IPB University memberanikan diri untuk turut serta mengambil peran dalam mengembangkan bisnis digital. Kelas pendalaman digital business ini mulai dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Adanya pendalaman ini akan melengkapi kelas pendalaman yang sudah ada di Program Sarjana Bisnis sebelumnya. Yaitu pendalaman entrepreneurship dan intrapreneurship,” imbuhnya.
Sementara itu, Panji Wasmana dalam pemaparannya menunjukkan bahwa transformasi digital merupakan sebuah perjalanan (journey) di dalam organisasi. Agenda transformasi dicirikan dengan disrupsi yang muncul terkait dengan sumberdaya manusia (people), proses dan saat ini didorong oleh penggunaan data.
“Transformasi digital banyak membawa perubahan sehingga terjadi kolaborasi melalui downward supply chain yang justru mengurangi risiko, membuka ceruk pasar yang baru bahkan model bisnis baru,” jelasnya.
Ia menambahkan, pengalaman dari Microsoft menunjukkan bahwa inovasi dan transformasi bagi organisasi bisnis bertujuan untuk mampu lebih mendekatkan dengan konsumen, mampu memberdayakan karyawan, mengoptimalkan aktivitas operasi bisnis, dan mentransformasi produk dari organisasi bisnis itu sendiri.
“Contoh perjalanan Kami dalam memimpin transformasi digital global, Microsoft memulai dengan membangun data foundation yang digunakan sebagai scorecard untuk menilai kinerja setiap lini bisnis. Kemudian dilanjutkan dengan proses analitika bisnis untuk memahami perilaku konsumen dan memperoleh insight yang lebih luas. Terakhir, Microsoft memanfaatkan teknologi machine learning (ML) dan AI untuk memperkaya kapabilitas dan pengalaman yang dimiliki,” tuturnya.
Oleh karena itu, menurutnya, beberapa atribut yang diperlukan untuk kesuksesan transformasi digital antara lain, yaitu data capabilities (tata kelola dan pemanfaatan data), data culture (data-driven di setiap tataran kerja dalam organisasi), dan right partner to support.
“Pada akhirnya, agenda transformasi digital harus dilakukan pada tiga wilayah. Yaitu pada semua aplikasi, semua proses dan semua karyawan sehingga transformasi berwujud inklusif,” ujarnya. (BN/Zul)