PSSP IPB University Bersama AIFIS dan Asliqewan Gelar Webinar Terkait Teknologi Observasi Satwa Liar
Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University mengadakan webinar bertema “Principle and Application of Technology in Observing Wildlife Population”, (6/5). Webinar ini menghadirkan narasumber ahli di bidang teknologi observasi satwa liar yakni Wendy Erb, PhD dari Center for Conservation Bioacoustics, Cornell University, USA dan Prof Lilik Budi Prasetyo dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University.
Dalam kegiatan yang didukung oleh American Institute For Indonesian Studies (AIFIS) dan juga Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Akuatik dan Hewan Eksotik Indonesia (Asliqewan) ini Dr Wendy memaparkan terkait “Bioacoustics Research for Primate Monitoring and Conservation“. Dia berbagi pengalaman penelitian dengan menggunakan bioakustik untuk memantau satwa liar dari suara yang ditangkap oleh teknologi bioakustik.
“Teknologi Bioakustik dapat menggambarkan bagaimana habitat dan populasi satwa liar, bagaimana perilaku hewan ketika berada di wilayah yang nyaman dan bagaimana perilaku hewan ketika berada di wilayah yang memiliki ancaman. Bioakustik juga untuk memahami dimana dan kapan gajah bergerak untuk mencari makanan, minum dan mendengar suara perburuan,” ujar Postdoctoral Associate di Center for Conservation Bioacoustics, Cornell University ini.
Peneliti di bidang animal communication, biodiversity conservation, primate health, primate socioecology, tropical ecology, dan community-based conservation ini mengatakan bahwa tantangan penelitian dari teknologi bioakustik ini adalah bagaimana dapat mengembangkan alat yang dapat diakses dan terjangkau serta mendeteksi suara di alam secara otomatis.
“Ada beragam aplikasi penelitian yang dapat digunakan. Dengan menggunakan Passive Acoustic Monitoring (akan sangat relevan untuk konservasi), kita akan dapat mendeteksi keberadaan species, perilaku species dan sifat akustik habitatnya. Hal tersebut juga sangat berpotensi untuk aplikasi konservasi satwa primata,” ungkapnya.
Suara yang dihasilkan primata dapat memberikan banyak informasi terkait lingkungan dan populasinya. Seperti informasi tentang pola makan, kualitas habitat tempat mereka tinggal, udara yang mereka hirup, struktur, kelompok atau populasi, serta ukuran kesehatan populasi di suatu daerah.
“Informasi ini saya bagikan agar semakin banyak para peneliti yang tertarik terhadap penelitian satwa primata. Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman satwa endemik, akan tetapi keberadaannya terancam punah,” imbuhnya.
Sementara itu Prof Lilik menjelaskan terkait “Application of Technology to Observe Primates“. Prof Lilik merupakan dosen dan peneliti di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University. Penelitian Prof Lilik terkait dengan distribusi spesies dan perubahan iklim, serta aplikasi penginderaan jarak jauh untuk mengobservasi bumi. Prof Lilik juga merupakan Kepala Laboratorium Analisis Lingkungan dan Permodelan Spasial di Departemen KSHE.
Acara ini dibuka oleh Kepala Pusat Studi Satwa Primata, drh Huda S Darusman, PhD selaku Kepala PSSP dengan moderator Prof Dyah Perwitasari, Kepala Program Biokonservasi di PSSP. (dh/Zul)