Profesor ITS Gagas Industri Nasional dengan Pendekatan Klaster Industri
Prof Dr Ir Sri Gunani Partiwi MT saat memaparkan orasi ilmiah tentang peran pendekatan klaster industri dan sistem dinamika terhadap pengembangan industri nasional
Kampus ITS, ITS News — Industri nasional saat ini menjadi salah satu pendorong utama bagi kemajuan ekonomi dan pembangunan di Indonesia. Guna meningkatkan kinerja sektor industri dalam negeri, Guru Besar ke-181 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Sri Gunani Partiwi MT mengimplementasikan pendekatan klaster industri dan sistem dinamika sebagai strategi untuk membentuk struktur industri nasional yang kokoh, mandiri, dan berkelanjutan.
Melalui orasi ilmiahnya, perempuan yang akrab disapa Nani itu menyampaikan bahwa sektor industri saat ini masih belum dapat mengolah bahan baku di Indonesia dengan maksimal. Hal tersebut terjadi karena sistem industri yang dikelola belum mandiri dan sehat. “Diperlukannya konsistensi kebijakan melalui sistem dinamika dan penguatan struktur industri dari pendekatan klaster industri agar industri nasional bisa berkembang,” tuturnya mengingatkan.
Klaster industri yang dimaksud adalah pendekatan konsentrasi geografis berbagai perusahaan dan institusi yang saling berhubungan dalam sektor tertentu. Pendekatan ini dianggap efektif karena setiap pemangku kepentingan yang terlibat dalam sistem merupakan entitas yang saling terkait dan memiliki tujuan yang serupa, yaitu meningkatkan daya saing secara berkelanjutan. “Sistem ini jika diterapkan dengan baik, dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas perusahaan,” terangnya.
Perempuan kelahiran Semarang ini menekankan, pendekatan klaster industri harus diiringi dengan penerapan sistem yang dinamis. Sejatinya, industri adalah sektor yang memiliki variabel dan atribut yang dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada lingkungan yang dinamis. Pendekatan dinamis ini akan memberikan inovasi di dalam ilmu sistem akibat fenomena industri yang bersifat spesifik dengan klaster industri yang bersifat kolektif dan aglomerasi di beberapa kasus kewilayahan.
Selain pada keilmuan, kontribusi nyata ini turut dirasakan juga secara langsung oleh beberapa sektor industri dan instansi pemerintah daerah di Indonesia. Pendekatan sistem dalam perancangan sistem klaster industri dilakukan dengan dua tahapan. Pertama, dilakukannya identifikasi entitas pelaku industri yang berpotensi menjadi stakeholder klaster industri yang kemudian digambarkan pada model stakeholder klaster.
Pada fase terakhir, diperlukan upaya fasilitasi guna mengawali serta memajukan klaster industri. Pada tahap ini, dilakukan analisis rantai pasok, rantai nilai, serta penilaian nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh industri terkait. “Setelah industri tumbuh dan berkembang optimal, diperlukan perancangan sistem pengukuran kinerja yang komprehensif untuk pemantauan,” beber alumnus program doktor Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB ini.
Dengan sumbangsih inovasi tersebut, Nani berharap industri nasional ke depannya mampu membentuk struktur yang kuat, mandiri, dan bersaing secara global. Direktur Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO) ITS tersebut juga berterima kasih kepada para stakeholder atas dukungan yang diberikan selama ini terhadap penelitian yang dilakukannya. “Semoga kontribusi nyata yang saya berikan ini dapat meningkatkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan di Indonesia,” pungkasnya penuh harap. (HUMAS ITS)