Perayaan Hari Migrasi Burung Sedunia, Lawalata IPB University Amati Burung yang Singgah di Indonesia
Hari Migrasi Burung sedunia diperingati setiap tahunnya pada pekan kedua bulan Mei. Peringatan hari migrasi burung sedunia (Word Migratory Bird Day, WMBD) merupakan bentuk usaha meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan kerjasama internasional dalam melestarikan burung-burung yang bermigrasi. Burung migran adalah julukan bagi burung yang melakukan migrasi di musim dingin ke tempat lain yang lebih hangat untuk mencari makan maupun berkembangbiak.
Selama bermigrasi, burung migran tersebut membutuhkan tempat singgah untuk beristirahat dan mencari makan.
Oleh karena itu, pengamatan burung migrasi di Hutan Lindung Angke Kapuk menjadi agenda yang rutin dilakukan oleh pecinta satwa terbang setiap tahun. Pecinta satwa terbang yang hadir biasanya terdiri dari penggiat konservasi, peneliti, pecinta alam, bahkan masyarakat umum.
Tahun ini, perayaan WMBD jatuh pada 8 Mei 2021. Meskipun bertepatan dengan bulan Ramadhan dan masih pandemi, pengamatan burung migran masih tetap berjalan. Terutama pengamatan terhadap burung migran yang singgah di Indonesia.
Pihak-pihak yang kali ini terlibat merupakan hasil inisiatif Yayasan KEHATI melalui program Biodiversity Warriors (BW) in Campus. Program ini berusaha mengajak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dalam WMBD tahun ini. Tidak hanya di Jakarta, wilayah lainnya yang juga ikut serta meramaikan antara lain Yogyakarta, Kalimantan Timur dan Padang.
Adapun kegiatan yang berpusat di Jakarta, diikuti oleh perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Mahasiswa Pecinta Alam Eka Citra Universitas Negeri Jakarta (Mapala Eka Citra UNJ), Mahasiswa Pecinta Alam (LAWALATA) IPB University, Pramuka Saka Wana Bhakti, ASNation, dan beberapa jurnalis.
Pada pengamatan kali ini, tim dibagi menjadi dua. Masing-masing tim menggunakan perahu sebagai moda transportasi saat melakukan pengamatan burung di atas Sungai Angke. Pengamatan burung migran turut dibekali dengan alat seperti binokuler, kamera, serta buku panduan lapangan. Buku panduan lapangan ini berfungsi untuk mengidentifikasi jenis burung yang ditemukan. Setiap burung yang dilihat, akan dicatat nama spesies, jumlah individu, waktu, serta aktivitas apa yang sedang dilakukan. Biasanya, aktivitas burung yang ditemukan ketika pengamatan adalah bertengger di pohon, terbang, dan berjemur.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama dua jam, kedua tim berhasil menemukan 25 jenis spesies burung dengan total 180 individu.
Spesies yang ditemukan diantaranya Cangak abu, Blekok sawah, Cangak merah, Kowak malam kelabu, Itik benjut, Walet linchi, Kuntul kecil, Bondol peking, Pecuk padi hitam, Cucak kutilang, Punai gading, dan tekukur. Beberapa spesies dilindungi juga ditemukan pada pengamatan kali ini, seperti Bangau bluwok (Mycteria cinerea) dan Pecuk ular asia (Anhinga melanogaster). Terdapat satu spesies yang merupakan jenis burung migran yang berasal dari Afrika dan wilayah Eurasia (Eropa-Asia) yaitu burung Trinil pantai (Actitis hypoleucos). (*/RA)