Peduli Korban Terdampak Erupsi Semeru, STIA Pembangunan Kirim Bantuan Logistik Dan Relawan
Jember, 8 Desember 2021. Kejadian bencana erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) di Kabupaten Lumajang telah menimbulkan duka yang mendalam bagi semua masyarakat terdampak dan masyarakat Indonesia. Untuk membantu korban terdampak erupsi Gunung Semeru Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Jember mengirimkan sejumlah bantuan berupa paket sembako dan tenaga relawan.
“Kita kirimkan sembako, obat-obatan, pakaian layak pakai, perlengkapan bayi, dan masker. Bantuan kami pusatkan di dua lokasi berbeda yaitu di desa Penanggal dan desa Sumbermuju. Karena pada dua lokasi ini jumlah pengungsi cukup banyak dari kalangan wanita, anak-anak dan lansia,” ujar Bagus Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIA Pembangunan saat dihubungi melalui sambungan telepon, (8/12).
Bagus menjelaskan, tidak hanya mengirimkan bantuan logistik, STIA Pembangunan juga menerjunkan beberapa relawan untuk membantu proses evakuasi warga secara langsung. Bahkan menurutnya, salah satu mahasiswa ditunjuk untuk menjadi sopir ambulance yang ada posko pengungsian.
“Hari minggu kemarin (5/12) jumlah relawan tidak sebanyak hari ini. Oleh karena itu apapun kami lakukan untuk mempermudah proses evakuasi warga. Termasuk rekan kami Irvan dengan mengemudikan ambulance dia naik turun dari desa Penanggal ke Curah Kobokan ke Sumbermujur mengevakuasi warga. Betul-betul kekurangan tenaga,” imbuh Bagus.
Bagus bersyukur karena saat ini jumlah relawan yang berada dibeberapa lokasi pengungsian sudah cukup banyak. Sehingga menurutnya, beberapa tim relawan dari STIA Pembangunan pulang untuk mengambil perbekalan selanjutnya.
“Teman-teman yang sudah tiga hari di posko pengungsian kami tarik pulang dan digantikan oleh relawan yang lain. Hal ini kami lakukan agar mereka bisa beristirahat untuk memulihkan stamina,” jelas Bagus.
Bagus berharap, relawan dari mahasiswa STIA Pembangunan yang baru berangkat menuju posko pengungsian ini dapat segera bergabung dengan tim trauma healing. Karena menurutnya, anak-anak di posko pengungsian banyak yang kondisi psikisnya dalam keadaan trauma.
“Saya sampaikan kepada rekan-rekan mahasiswa agar bisa menghibur adik-adik yang berada dipengungsian. Karana biasanya anak anak korban bencana akan banyak murung bahkan emosinya tidak stabil. Pendampingan akan mencegah trauma yang mendalam,” pungkas Bagus. [moon]