close

MBKM Mandiri Jabar & Banten Dorong Munculnya Wirausahawan Pengelola Sampah

[BANDUNG] Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri di Jawa Barat dan Banten menggagas sejumlah program kerja sama, termasuk di antaranya kerja sama untuk mendorong munculnya banyak wirausahawan di bidang pengelolaan sampah. Jika program ini berhasil, pengelolaan sampah tidak lagi menjadi cost center melainkan profit center sehingga bisa dijalankan secara berkelanjutan.

Selain berusaha mendorong munculnya wirausahawan di bidang pengelolaan sampah, para pengelola PT dan para mitranya juga merancang sejumlah kegiatan MBKM Mandiri seperti literasi akses pendidikan, digitalisasi UMKM, optimalisasi Badan Usaha Unit Desa (Bumdes), dan kearifan lokal.

Rencana itu terungkap dalam Nota Harapan Bersama (Mutual Expectation Agreement) yang ditandatangani oleh sembilan calon mitra MBKM dan 35 perwakilan Perguruan Tinggi (PT) dari seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten di akhir acara dialog multi pihak (multi-stakeholder dialogue – MSD) LLDikti Wilayah IV di Aula Universitas Islam Bandung, Rabu (8/11).

MSD tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Kampus Merdeka Mandiri (KMM) dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV.

MSD diselenggarakan untuk mempertemukan para pihak, yakni perguruan tinggi, pemerintah, sektor bisnis, dan organisasi kemasyarakatan, agar mereka duduk bersama mendiskusikan rencana kerja sama untuk menyelesaikan berbagai persoalan di lingkungan mereka.

Para calon mitra yang hadir dalam MSD tersebut antara lain Kepala BP2D Jabar, PJS Bupati Pemerintah Daerah Sumedang, Apindo Jabar, PT Orbit Future Academy, PT Sinergi Digital (Group Member of Metrodata), Taman Baca Masyarakat Provinsi Jawa Barat, PT Dicoding Akademi Indonesia, PT LEN, dan PT Curadewa. Sedangkan dari lingkungan perguruan tinggi hadir perwakilan dari 35 PT di Banten dan Jawa Barat.

Acara MSD tersebut merupakan kelanjutan dari acara bimbingan teknis (bimtek) MBKM Mandiri yang dilaksanakan hari sebelumnya di tempat yang sama.

Bimtek MBKM Mandiri diselenggarakan agar Perguruan Tinggi dan para pihak yang terkait mampu untuk melaksanakan MBKM secara mandiri di kampusnya masing-masing, bekerja sama dengan para mitra yang siap. MBKM Mandiri diselenggarakan untuk memenuhi hak mahasiswa untuk belajar maksimal tiga semester di luar program studinya.

Baca Juga :  Peringkat UGM dalam QS WUR 2022: Tetap Memimpin dan Kompetitif di Era Pandemi

Mewakili Kepala LLDikti Wilayah IV, Analis Pelaksanaan Akademik dan Kemahasiswaan LLDIKTI Wilayah IV. Agus Gumilar mengatakan, harusnya MBKM bukan hanya kegiatan lima-tahunan, melainkan menjadi kegiatan yang berkelanjutan.

“Pada kegiatan hari ini kami mengundang sejumlah PT pengimbas, yang sudah lebih dulu menjalankan MBKM. Harapan kami kehadiran PT pengimbas dan para calon mitra akan mendorong PT yang belum melaksanakan bisa segera terlibat melaksanakan MBKM, khususnya MBKMI Mandiri,” tuturnya.

Agus juga mengingatkan bahwa MBKM bisa menjadi salah satu cara bagi perguruan tinggi untuk memberikan jaminan kepada masyarakat, bahwa kita berusaha keras untuk meningkatkan kompetensi lulusan. “Harapan kami adalah bahwa MBKM bisa menambahkan kompetensi baru kepada lulusan perguruan tinggi,” tambahnya.

Sementara itu Rektor Universitas Pamulang, Nurzaman, menyatakan kegembiraannya bisa terlibat dalam diskusi bersama perwakilan PT lain dan calon mitra untuk menggagas lahirnya kegiatan-kegiatan baru yang akan berguna bagi para mahasiswa.

“Kami melihat ini program yang sangat baik, sehingga kami berharap bahwa MBKM Mandiri bisa benar-benar dijalankan secara merata dan berkelanjutan. Mudah mudahan program ini bisa menjadi inspirasi bagi para rektor agar MBKM Mandiri bisa terus berjalan, dengan atau tanpa bantuan dari negara,” tuturnya.

Manajer Kampus Merdeka Mandiri (KMM) Heru Wijayanto menyambut gembira nota harapan bersama yang ditandatangani oleh kalangan perguruan tinggi dan para calon mitranya.

Heru menambahkan, kalangan perguruan tinggi bisa mengambil manfaat dari MoU yang sudah ditandatangani tersebut. “Dengan kemitraan-kemitraan setempat seperti ini, diharapkan ke depan setiap daerah dan setiap PT akan memiliki kekhasan sekaligus kekuatannya masing-masing,” kata Heru.

Sebagai latar belakang, acara Bimtek dan MSD di Bandung adalah bagian dari program nasional akselerasi MBKM Mandiri, yang diselenggarakan oleh Direktorat Belmawa bekerja sama dengan tim Kampus Merdeka Mandiri (KMM). Kegiatan ini akan diselenggarakan di 16 wilayah LLDIKTI di seluruh Indonesia. Sejauh ini kegiatan ini sudah berjalan di Aceh, Medan, Padang, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Denpasar, Makassar, Gorontalo, Kupang, Ambon, dan Jayapura.

Baca Juga :  UNAIR Tempati 4 Besar Kampus Terbaik di Indonesia

Heru Wijayanto mengatakan bahwa karena perbedaan kebutuhan di masing-masing wilayah LLDIKTI, maka di sejumlah wilayah diadakan sosialisasi dan bimbingan teknis, sementara di sejumlah wilayah lain diselenggarakan Bimtek dan MSD. “Perbedaan kebutuhan itu bisa terjadi di tingkat LLDIKTI, perguruan tinggi, atau keduanya,” tutur Heru.

Sosialisasi memberikan pengenalan umum mengenai MBKM, khususnya MBKM Mandiri. Dengan mengikuti acara sosialisasi, diharapkan para peserta memahami filosofi, dasar hukum, dan perlunya MBKM Mandiri.

Bimtek ditujukan kepada kalangan perguruan tinggi yang sudah memahami seluk beluk MBKM tetapi masih membutuhkan bimbingan teknis pelaksanaannya. Bimtek berfokus pada bagaimana perguruan tinggi bisa melakukan relaksasi kurikulum dan bagaimana mendesain kurikulum MBKM. Relaksasi kurikulum diperlukan untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi perguruan tinggi untuk mendesain kurikulum yang lebih merdeka dan lebih sesuai dengan konteks setempat.

Salah satu hal terpenting dalam MBKM adalah memberi hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. Setelah belajar di dalam satu program studi, seorang mahasiswa berhak belajar di program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang sama, belajar di program studi yang sama pada perguruan tinggi yang berbeda, atau belajar di luar perguruan tinggi, semisal di dalam perusahaan, organisasi sosial, atau terjun ke masyarakat.

Dalam konteks itulah perguruan tinggi memerlukan banyak mitra yang bersedia terlibat dalam dunia pendidikan. Mitra yang dimaksud antara lain perguruan tinggi lain, atau aneka organisasi, semisal organisasi atau lembaga pemerintah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta murni, dan aneka bentuk organisasi non-pemerintah.