close

Kolaborasi Inovasi Sebagai Solusi Ketahanan Pangan dan Kemandirian Kesehatan Nasional

Jakarta, 7 Mei 2024 – CEO Mentorship, sebuah acara yang bertujuan untuk mempererat kolaborasi antara industri dan pendidikan, kembali hadir pada Selasa, 7 Mei 2024, di Jakarta. Program yang berada di bawah Dirjen Diktiristek Ekosistem Kedaireka merupakan platform berbagi pengetahuan oleh perwakilan mitra industri, yang bertujuan untuk mendorong minat Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dalam berkolaborasi dan berinovasi di Kedaireka melalui pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya. Acara ini diadakan secara hybrid dan disiarkan oleh UGTV, sebuah channel TV digital komunitas yang bertempat di kampus F8 Fakultas Kedokteran Universitas Gunadarma.

Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, Tjitjik Sri Tjahjandarie mengatakan, Kedaireka meluncurkan inisiasi Ekosistem Kedaireka berisikan program-program yang diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan membuka peluang kolaborasi lainnya bagi insan perguruan tinggi dan mitra industri. Perwakilan insan perguruan tinggi, mitra industri serta masyarakat umum yang hadir  diharapkan dapat memahami urgensi menciptakan ekosistem kolaborasi dan pentingnya memprioritaskan inovasi di berbagai macam industri.

“Program CEO Mentorship, sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka bertujuan  meningkatkan minat insan perguruan tinggi, umum dan industri dalam berkolaborasi serta berinovasi melalui cerita pengalaman para pemimpin dan ahli di bidangnya. Melalui program ini, insan perguruan tinggi dan industri diharapkan terinspirasi mengambil aksi nyata serta berani berinovasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada,”

Dr. dr. Matrissya Hermita, MSi., M.I.Kom, selaku Direktur PMO Kedaireka 2024 yang membuka kegiatan CEO Mentorship menambahkan “Kami berharap program CEO Mentorship ini menjadi jendela inspirasi bagi Insan Perguruan Tinggi dan industri untuk merangkul kolaborasi dan inovasi. Melalui kegiatan ini, kami berbagi pengetahuan dan pengalaman dari para penerima manfaat Program Dana Padanan dan juga para pemimpin dan ahli di berbagai bidang, memperkuat semangat untuk bersama-sama menciptakan solusi dan terobosan baru.”

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada & Dirjen Diktiristek periode 2020-2024; Prof. Drs. T. Basaruddin, M.Sc., Ph.D., Tim Ahli Program Dana Padanan 2024; dan Dr. Ruddy J. Suhatril., S.Kom., M.Sc., M.I.Kom dari PMO Kedaireka. Selain itu, acara CEO Mentorship ini juga dimeriahkan oleh kehadiran narasumber dari kalangan industri seperti PT East West Seed Indonesia dan PT Kimia Farma Tbk. Lebih dari 400 peserta dari kalangan mitra industri dan publik umum tercatat sudah turut serta dalam acara ini.

Program Dana Padanan untuk Ketahanan Pangan dan Kemandirian Kesehatan

Dalam kesempatan CEO Mentorship 2024 ini, tema yang diusung adalah “Kolaborasi Inovasi Sebagai Solusi Ketahanan Pangan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia”, yang menggarisbawahi pentingnya kerjasama lintas sektor dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan kesehatan di Indonesia melalui Program Dana Padanan Kedaireka.

Baca Juga :  ITS Jamu 121 untuk Tim Bertarung di Kontes Robot Indonesia 2022

Data dari Global Food Security Index (GFSI) tahun 2022 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-63 dari 113 negara, sementara di ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Namun, tantangan nyata masih terlihat dari tingginya tingkat stunting di Indonesia, yang diperkuat dengan data dari World Food Program pada tahun 2023, yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-77 dari 125 negara untuk angka stunting, dan peringkat ke-27 dari 154 negara untuk prevalensi stunting tertinggi. Oleh karena itu, ketahanan pangan dan kemandirian kesehatan, terutama dalam pencegahan stunting, menjadi fokus isu strategis pemerintah Indonesia pada tahun 2024.

Menghadapi fokus strategis nasional pemerintah Indonesia dalam pencegahan stunting dan peningkatan ketahanan pangan juga kesehatan, CEO Mentorship 2024 menjadi momentum untuk menggalang kerjasama lintas sektor. Dalam rangka mencapai target tersebut, penguatan riset menjadi salah satu prioritas, yang diwadahi melalui Program Dana Padanan 2024 oleh Kedaireka, sebagai sarana untuk menjembatani kolaborasi riset dan inovasi antara perguruan tinggi dan industri guna menghadirkan solusi bagi berbagai permasalahan masyarakat.

Budiyanto dari PT East West Seed Indonesia, sebuah perusahaan benih sayuran terpadu pertama di Indonesia, mengungkapkan “Sebagai salah satu penerima manfaat Program Dana Padanan, kami sangat bersyukur karena kini kami dapat berkolaborasi dengan banyak universitas dalam hal pengembangan dan inovasi yang sangat berdampak positif bagi perusahaan kami guna terus berkontribusi pada kemandirian pangan di Indonesia.”

Di sektor kesehatan, derasnya impor bahan baku obat dan alat kesehatan masih menjadi tantangan utama bagi industri farmasi di Indonesia, dengan persentase yang mencengangkan mencapai sekitar 90 persen untuk bahan baku obat dan 88 persen untuk alat kesehatan di tahun 2022. Ketergantungan ini menyoroti perlunya pengembangan riset dari hulu ke hilir untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor. Capaian riset dan pengembangan inovasi kesehatan di Indonesia juga masih terbilang jauh dari memuaskan.

Untuk mengubah paradigma ini, peningkatan kapasitas riset dan pengembangan produk farmasi serta alat kesehatan menjadi krusial. Melalui integrasi yang kuat antara akademisi, industri, dan pemerintah, diharapkan ekosistem riset di Indonesia dapat semakin berkembang. Langkah-langkah ini menjadi kunci dalam mewujudkan kemandirian bangsa dalam sektor kesehatan, menjadikan Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing di pasar global.

Hendra Farma Johar dari PT Kimia Farma Tbk memberikan pendapatnya terkait program dana padanan “Adanya platform untuk kolaborasi riset dan inovasi Kedaireka, ditambah dengan Program Dana Padanan, adalah sebuah harapan yang menjadi nyata bagi kami. Semoga program ini dapat membuka mata para insan perguruan tinggi akan kebutuhan inovasi di industri farmasi, sehingga kolaborasi terjadi secara proaktif dari kedua belah pihak yang akhirnya akan lebih mempercepat kemajuan industri kesehatan di Indonesia”

Baca Juga :  UI dan Oxford University Kerja Sama Riset Tentang Kemiskinan Multidimensional

Hendra juga membagikan beberapa langkah yang dapat diambil oleh para pemangku kepentingan untuk mendorong kemajuan kolaborasi riset industri farmasi di Indonesia, diantaranya:

  1. Pentingnya untuk menghilangkan kecurigaan antar lembaga dan pemangku kepentingan agar tercipta harmonisasi dalam industri farmasi.
  2. Industri farmasi merupakan industri yang diatur dengan ketat secara global, sehingga kolaborasi riset harus dimulai from scratch.
  3. Mengingat ketatnya regulasinya, segala bentuk kolaborasi riset harus melibatkan regulator untuk memastikan bahwa proses penelitian sesuai dengan standar yang berlaku baik secara nasional maupun internasional.
  4. Selain hanya menjual produk obat, industri farmasi juga menawarkan jasa dan pelayanan. Oleh karena itu, kolaborasi riset juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang disediakan.

Sebagai tokoh yang turut membidani lahirnya platform Kedaireka, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dirjen Diktiristek periode 2020-2024 menambahkan bahwa penting bagi Indonesia untuk mengedepankan kolaborasi inovasi sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.

Ia menekankan “Kunci utama dalam menumbuhkan ekosistem kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri adalah kesesuaian visi untuk memajukan ekonomi Indonesia melalui inovasi. Kolaborasi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak tidak hanya menciptakan sinergi, tetapi juga menunjukkan inisiatif dan proaktif dalam menginisiasi kerja sama. Pentingnya memberikan hasil yang cepat dan bermanfaat secara tepat bagi semua pihak, baik perguruan tinggi maupun industri, serta masyarakat secara keseluruhan, menegaskan pentingnya rasa saling percaya dalam membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan.”

Menutup acara, Prof. Drs. T. Basaruddin, M.Sc., Ph.D., Tim Ahli Program Dana Padanan 2024 menegaskan “Kolaborasi riset lintas sektor, dengan kepakaran insan Perguruan Tinggi yang dileburkan dengan pengalaman dan sumber daya yang dimiliki industri, menjadi semakin krusial dalam menghadapi tantangan kompleks di era globalisasi tidak bisa dipungkiri. Untuk itu insan Perguruan Tinggi harus bisa membaca pola-pola atau tren kebutuhan pengembangan industri di sektor pangan dan kesehatan. Keberadaan Program Dana Padanan menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan untuk bersatu dalam menciptakan solusi inovatif guna mencapai ketahanan pangan dan kesehatan yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.“