Sosialisasi Briket Kulit Singkong di Kampung Candi Rejo
Mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) melakukan sosialisasi pembuatan briket dari limbah kulit singkong sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan bagi masyarakat di Kampung Candi Rejo, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung Tengah. Sosialisasi diikuti ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat, pada Sabtu, 1 Februari 2025, di Balai Kampung Candi Rejo.
Ibu-Ibu KWT terlihat antusias menyimak penjelasan dari para mahasiswa KKN. Kelompok mahasiswa KKN yang menginisiasi program ini terdiri dari Nishfa Laila Maghfiroh (Kimia), Juvita Dwikafitri (Agribisnis), Fanny Dwi Utami (Ilmu Pemerintahan), Salsabila Ramadhanti (Ilmu Administrasi Bisnis), Rara Alieffania Rino (Ilmu Administrasi Negara), M. Zaid Rizqullah (Teknik Geofisika), dan Oza Bhakti Pratama (Peternakan) dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Arivina Ratih Yulihar Taher, S.E., M.M.
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai pengertian singkong, kulit singkong, dan briket; perbedaan briket dan arang; alasan kulit singkong dapat dijadikan briket; syarat briket yang baik; kelebihan dan kekurangan dalam proses pembuatan briket dari limbah kulit singkong; serta tahapan atau proses pembuatannya. Di akhir kegiatan juga dilakukan demonstrasi pembakaran briket yang telah dibuat.
“Kulit singkong memiliki nilai kalor pembakaran yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan briket arang yang juga dapat dijadikan sebagai energi alternatif,” jelas Nishfa Laila Maghfiroh, salah satu mahasiswa KKN yang memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Nishfa mengatakan, latar belakang diinisiasinya program sosialisasi pembuatan briket dari kulit singkong ini karena potensi singkong yang melimpah di Kampung Candi Rejo.
Selain itu, pada hari-hari penting tertentu, ibu-ibu KWT biasa mengolah singkong menjadi keripik, sementara limbah kulit singkong tidak dimanfaatkan lebih lanjut. “Selama ini, limbah kulit singkong di Kampung Candi Rejo hanya terbuang sia-sia atau dijadikan sebagai pakan ternak. Padahal, limbah ini dapat diolah menjadi briket sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan. Oleh karena itu kami menginisiasi program kerja ini,” jelasnya.
Menurutnya, briket arang yang dihasilkan dari kulit singkong dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah dan gas elpiji untuk keperluan energi alternatif sehari-hari serta dapat menjadi peluang usaha yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. “Sosialisasi dilakukan untuk menambah pengetahuan masyarakat Kampung Candi Rejo tentang pemanfaatan limbah kulit singkong sehingga diharapkan dapat menjadi peluang usaha baru bagi mereka,” ungkap Nishfa.
Melalui sosialisasi tersebut, mahasiswa KKN juga memaparkan tentang proses pembuatan briket kulit singkong yang cukup mudah, yaitu dengan mencacah kulit singkong kecil-kecil, menjemurnya hingga kering, lalu menyangrai kulit singkong sampai hitam, menumbuk serta menyaring bubuk kulit singkong. Sebagai perekatnya, digunakan tepung aci yang dimasak menggunakan air panas, lalu dicampurkan dengan bubuk kulit singkong dan dicetak menjadi briket.
Di akhir kegiatan, para mahasiswa KKN mendemonstrasikan pembakaran briket kulit singkong yang menghasilkan bara api yang dapat bertahan lama hingga satu jam. Hal ini, semakin menarik keinginan ibu-ibu KWT untuk membuat sendiri briket dari kulit singkong.
“Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong ketertarikan masyarakat untuk membuat briket sendiri sehingga limbah kulit singkong yang selama ini terbuang dapat dimanfaatkan serta memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan dalam jangka panjang bagi masyarakat Kampung Candi Rejo,” tutur Nishfa.