FT UNDIP Gandeng IRMAPA, Bekali Mahasiswa Skill Manajemen Risiko di Dunia Akademik dan Profesional
UNDIP, Semarang (03/06) — Tantangan dunia profesional yang makin kompleks menuntut perguruan tinggi tidak hanya mencetak lulusan cerdas, tapi juga tangguh dalam mengelola risiko. Menjawab kebutuhan tersebut, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (FT UNDIP) menjalin kolaborasi strategis dengan Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), demi memperkuat kompetensi manajemen risiko di lingkungan akademik.
Tak sekadar membahas kerja sama di atas kertas, kolaborasi ini langsung diwujudkan melalui kuliah umum inspiratif bertajuk “Fundamental dan Esensial Manajemen Risiko Menuju Kompetensi Ekstra”, di Gedung Prof. Ir. Eko Budiharjo, M.Sc., Lantai 3, FT, Kampus UNDIP Tembalang pada Senin, 02 Juni 2025, menghadirkan pakar terkemuka Prof. D.S. Priyarsono, Ph.D., yang memantik diskusi hangat bersama ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi, hingga praktisi professional.
Penandatanganan nota kesepahaman antara kedua pihak dilakukan FT UNDIP diwakili oleh Prof. Ir. Nita Aryanti, S.T., M.T., Ph.D., IPM selaku Wakil Dekan I, sedangkan IRMAPA diwakili langsung oleh Charles R. Vorst, M.M., Ketua IRMAPA. Kolaborasi ini membuka peluang luas untuk pengembangan pelatihan, sertifikasi, serta kurikulum yang berorientasi pada manajemen risiko, sejalan dengan kebutuhan dunia profesional saat ini.
Dalam sambutannya, Prof. Nita menyampaikan harapan besar terhadap kolaborasi ini. “Kerja sama ini adalah langkah konkret FT untuk memperluas jaringan keilmuan dan profesional, sekaligus mendukung mahasiswa kami agar memiliki kompetensi tambahan yang relevan dan aplikatif,” ujarnya.
Ia juga menyoroti potensi besar yang dimiliki FT UNDIP, terutama dengan keberadaan 12 departemen, salah satu di antaranya adalah Departemen Teknik Industri, yang menaungi program studi Magister Teknik dan Manajemen Industri (MTMI) di mana memiliki jumlah mahasiswa S2 terbesar. Dengan kerja sama ini, diharapkan akan terbentuk konsentrasi khusus yang dapat memperkaya pilihan kompetensi mahasiswa, tidak hanya bagi Teknik Industri, tetapi juga lintas program studi di Fakultas Teknik.
Prof. Nita mengungkapkan bahwa UNDIP telah memulai langkah awal dalam manajemen risiko, seperti pelatihan dan sertifikasi berbasis SNI ISO 21001:2018 bagi dosen dengan tugas tambahan. “Namun, implementasinya memang belum optimal. Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap dapat membangun fondasi yang lebih kuat dalam membentuk lulusan yang memiliki kompetensi risiko yang unggul. Sekaligus dapat membuka jalan bagi kolaborasi-kolaborasi berikutnya, terutama dalam pengembangan kapasitas dan riset di bidang manajemen risiko,” jelasnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua IRMAPA, Charles R. Vorst, juga menyambut positif kemitraan ini. “Kami telah lama menjalin komunikasi dengan FT UNDIP, termasuk saat konferensi bersama. IRMAPA melihat kerja sama ini sebagai pijakan strategis dalam menyiapkan generasi profesional yang siap menghadapi tantangan kompleks di masa depan,” katanya.
Charles juga menyebutkan bahwa IRMAPA yang berdiri sejak 2012 kini memiliki lebih dari 22.000 anggota di Asia Tenggara. “Semoga langkah kecil ini bisa menghasilkan dampak besar, menjadikan Indonesia sebagai pionir pengelolaan risiko di kawasan ini. Kami ingin mahasiswa Indonesia jadi pemimpin masa depan yang proaktif dan sadar risiko,” tambahnya.
Sementara itu, Prof. Priyarsono dalam kuliah umumnya menjelaskan bahwa manajemen risiko kini menjadi kompetensi tambahan yang sangat vital. “Risiko bukan sekadar ancaman, tetapi bisa menjadi peluang bila dikelola dengan bijak. Ia memperkenalkan pendekatan SNI ISO 31000:2018 yang menekankan pentingnya prinsip, kerangka kerja, serta proses manajemen risiko secara menyeluruh,” katanya.
“Untuk membuat keputusan yang tepat, kita harus memahami kapasitas, selera, dan toleransi terhadap risiko. Ini adalah fondasi untuk membentuk organisasi yang tangguh,” ungkap Prof. Priyarsono, yang juga merupakan anggota Dewan Pengawas IRMAPA dan Komite Teknis SNI ISO 31000 BSN RI.
Beliau mengajak mahasiswa untuk membangun daya saing melalui penguasaan keterampilan yang tidak selalu diajarkan di perkuliahan formal. “Sertifikasi seperti Qualified Risk Management Officer (QRMO) menjadi bekal penting agar lulusan siap bersaing di dunia kerja global,” tegasnya.
Acara ini dipandu oleh Prof. Dr. rer. oec Arfan Bakhtiar, S.T., M.T., yang mengarahkan jalannya sesi diskusi yang berlangsung hangat dan interaktif. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol komitmen kuat dalam membangun ekosistem pendidikan dan profesionalisme yang saling terintegrasi.
Kolaborasi antara FT UNDIP dan IRMAPA ini diharapkan menjadi titik awal dari upaya nyata dalam memperkuat kapabilitas sumber daya manusia di bidang manajemen risiko, menciptakan lulusan yang tak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh dalam menghadapi ketidakpastian dunia profesional.