Dosen Keperawatan UNEJ Kampus Lumajang Terpilih Sebagai Perawat Teladan Jawa Timur 2025
Lumajang, 5 Mei 2025 – Universitas Jember (UNEJ) kembali menorehkan prestasi membanggakan. R. Endro Sulistyono, S.Kep., Ns., M.Kep., dosen program studi (prodi) D3 Keperawatan Kampus Lumajang Fakultas Keperawatan (FKep) UNEJ, berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Pemilihan Tenaga Perawat Teladan Tingkat Provinsi Jawa Timur 2025, kategori pendidikan.
Ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-51 PPNI. Kompetisi ini tidak hanya menilai kompetensi akademik dan praktik, tetapi juga menekankan kontribusi sosial, inovasi, serta rekam jejak pengabdian para perawat di seluruh Jawa Timur.
Endro Sulistyono yang juga merupakan Wakil Ketua Bidang Infokom DPD PPNI Lumajang dikenal luas sebagai sosok yang berdedikasi tinggi terhadap dunia keperawatan. Berasal dari Lumajang, ia mendedikasikan diri untuk mengabdi di daerah kelahirannya sebagai dosen dan penggerak kegiatan riset serta pengabdian masyarakat. Melalui inovasi bertajuk “Senyum Hangat”, ia dan timnya berupaya mengembangkan metode penanganan tuberkulosis paru berbasis komunitas yang kini masuk dalam roadmap riset institusional.
“Masuk ke dalam nominasi dan akhirnya terpilih sebagai Juara 1 Tenaga Perawat Teladan tingkat Jawa Timur adalah sebuah perjalanan yang penuh makna. Ini bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi sebuah refleksi dari perjalanan panjang yang penuh dedikasi, pengorbanan, dan kebersamaan. Seorang perawat tidak pernah berjalan sendirian. Setiap langkah seorang perawat adalah hasil dari kolaborasi, sinergi dan dukungan dari brbgai elemen,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, “Saya merasa semakin sadar bahwa tanggung jawab saya sebagai seorang perawat tidak berakhir pada penghargaan ini. Justru ini menjadi awal perjalanan untuk terus berjuang, belajar, dan berkontribusi lebih banyak. Saya juga memiliki kewajiban untuk menularkan nilai-nilai ini kepada mahasiswa selaku generasi perawat selanjutnya, agar mereka juga bisa merasakan makna sejati dari profesi ini.”
Prestasi ini sekaligus mempertegas komitmen UNEJ dalam mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang kesehatan. Dukungan penuh dari Dekan FKep UNEJ, Kaprodi, hingga mitra seperti Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat menjadi kunci sukses dalam proses seleksi, termasuk saat penilaian lapangan.
Menurutnya, adapun faktor yang memengaruhi kemenangannya, “Faktor yang membuat saya berhasil mencapai posisi ini adalah sinergisitas, sesuai dengan tema perawat kuat bersinergi membangun bangsa. Saya punya keahlian di bidang teknologi, design kreatif, konten creator dipercaya oleh prodi, fakultas, universitas, organisasi serta oleh mitra untuk bergabung dalam setiap kegiatan. Saya awalnya hanya di belakang layar, tetapi rekan dan mitra saya mendorong untuk terus berkembang,” kenangnya sambil menjelaskan guyonan rekannya, “Dari belakang layar, menjadi layar terkembang dan kini berlayar tak bertepian untuk terus mengabdi.”
Endro menegaskan bahwa penghargaan ini bukanlah titik akhir, melainkan awal untuk terus berkarya. Ia bertekad menularkan semangat inovatif dan humanis kepada generasi perawat selanjutnya.
“Sebagai pendidik, saya dikenal sebagai dosen yang out of the box dan identic dengan kata ‘suangart’. Jadi saya akan senantiasa mendidik dan memotivasi generasi perawat (termasuk perawat gen Z dengan segala keunikannya) dengan inovasi kegiatan, memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengabdi pada masyarakat. Tak sedikit juga mahasiswa bimbingan menjuarai beberapa lomba baik akademik maupun non akademik. Kita tanamkan jiwa-jiwa perawat masa depan yang tidak hanya terampil dalam memberikan perawatan medis, tetapi juga memiliki semangat pengabdian, inovasi, dan rasa empati yang mendalam,” jelasnya.
Endro menerima penghargaan secara langsung dari Ketua Dewan Pengurus Wilayah PPNI Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs. (Hons) pada Sabtu (26/04/2025) di. Dengan pencapaian ini, UNEJ kembali menunjukkan bahwa kampus tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi tempat lahirnya agen-agen perubahan yang berdampak nyata. (dil/elz)