Wamendiktisaintek Stella: Tegaskan Komitmen Hilirisasi Riset dan Inklusi Perempuan dalam Pembangunan Sains Indonesia
Surabaya–Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie menegaskan pentingnya membangun ekosistem riset nasional yang inklusif, berdampak nyata, dan terhubung dengan pengambilan kebijakan publik. Hal ini disampaikan dalam dua agenda penting yang dihadirinya, yakni Workshop for Women in Science Grassroots in Indonesia 2025 yang diselenggarakan Organization for Woman in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia, serta kunjungan ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk meninjau langsung riset unggulan kampus, Selasa (27/5).
Dalam kedua kesempatan tersebut, Wamendiktisaintek menyampaikan berbagai langkah strategis Kemdiktisaintek, dengan fokus pada hilirisasi riset yang efektif dan pemberdayaan perempuan dalam dunia sains yang selama ini masih minim representasi. Wamen Stella membuka pembicaraan dengan menekankan bahwa riset bukan sekadar aktivitas akademis, tetapi harus menghasilkan dampak nyata bagi masyarakat.
“Riset harus melewati proses hilirisasi agar tidak berhenti sebagai temuan di laboratorium saja. Kami dorong agar riset yang dilakukan peneliti, dapat langsung diintegrasikan ke dalam kebijakan dan industri. Ini akan menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan berdampak luas,” ujar Wamen Stella.
Lebih jauh Wamen Stella menjelaskan bahwa Kemdiktisaintek tengah mengembangkan sistem digital seperti portal untuk memetakan seluruh peneliti dan pakar di Indonesia.
“Dengan portal nasional ini, kami ingin mempercepat kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, dan pelaku industri. Kolaborasi ini kunci agar riset kita bisa menjawab kebutuhan pembangunan nasional secara cepat dan tepat sasaran,” ungkap Wamen Stella.
Dalam hal pemberdayaan perempuan, Wamen Stella menekankan pentingnya dukungan nyata dalam pengembangan karier dan akses riset.
“Perempuan sering menghadapi tantangan yang berbeda dalam dunia sains. Kami mendorong kebijakan yang memberi ruang lebih besar bagi perempuan untuk mendapatkan kesempatan riset, pengembangan diri, dan terlibat dalam pengambilan keputusan, agar suara perempuan dalam sains semakin kuat dan berpengaruh,” tegas Wamen Stella.
Dalam Forum OWSD, Menteri Brian turut menyampaikan sambutannya melalui tayangan video dengan menegaskan bahwa OWSD berperan memperkuat kapasitas perempuan peneliti dan membuka akses mereka ke panggung global.
“Kemdiktisaintek berkomitmen mendorong riset yang inklusif dan kesetaraan gender melalui program-program riset berdampak dan hibah penelitian. Forum ini penting untuk melahirkan gagasan konkret memperluas pengaruh perempuan dalam merancang kebijakan publik,” ujar Menteri Brian.
Wakil Rektor I ITS, Nurul Widiastuti menyatakan dukungan penuh ITS terhadap upaya inklusivitas gender dan pengembangan riset perempuan. “Kami di ITS berkomitmen mendukung perempuan peneliti melalui kebijakan yang konkret. Tidak cukup hanya memberikan kesempatan riset, tetapi juga membangun keberlanjutan karier dan peran perempuan dalam pengambilan kebijakan sains,” ucap Wakil Rektor Nurul.
Presiden OWSD Indonesia, Sri Fatmawati menegaskan peran perempuan sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia sains. “OWSD adalah ruang penting bagi perempuan ilmuwan untuk berkontribusi nyata. Semangat ini akan membawa perubahan positif dalam kebijakan sains di Indonesia,” tegasnya.
Wamen Stella juga melakukan kunjungan ke ITS dengan meninjau fasilitas riset unggulan dan berdiskusi dengan pimpinan kampus tentang bagaimana riset bisa langsung memberi dampak ekonomi. Ia menyoroti inovasi yang dilakukan oleh ITS dan menyampaikan perlunya fasilitas dan regulasi untuk mendukung inovasi tersebut.
“Inovasi seperti motor listrik yang dikembangkan ITS harus segera didukung regulasi dan fasilitas agar bisa diproduksi massal dan memberikan manfaat nyata. Hilirisasi riset bukan hanya target, tapi kewajiban kami sebagai kementerian,” kata Wamen Stella.
Wakil Rektor IV ITS, Agus Muhamad Hatta menguraikan visi ITS sebagai entrepreneur university yang mengedepankan pengembangan talenta dan riset berbasis klaster industri.
“Tahun 2031 hingga 2045 kami menargetkan menjadi entrepreneur University. Dengan empat klaster utama yaitu maritim, robotik, otomotif, dan industri kreatif, kami berupaya menghubungkan hasil riset dengan kebutuhan industri secara langsung dan berkelanjutan,” tegas Agus.
Kemdiktisaintek akan terus berusaha konsisten dalam membangun ekosistem riset yang inklusif dan terintegrasi dengan kebijakan serta dunia usaha. Hilirisasi riset dan pemberdayaan perempuan dalam sains juga menjadi salah satu fokus utama agar Indonesia bisa bersaing secara global dengan riset yang berdampak dan berkelanjutan.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif