close

Wamendiktisaintek Stella Christie Dorong Penguatan Kolaborasi Vokasi dan Industri di Universitas Hasanuddin

Makassar-Transformasi pendidikan vokasi terus dioptimalkan melalui kolaborasi strategis dengan dunia industri, baik di dalam dan luar negeri. Ini merupakan bentuk komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dalam memastikan pendidikan tinggi tidak hanya mencetak lulusan akademis, tetapi juga menjadi mesin penggerak ekonomi berbasis inovasi.

“Langkah konkret yang telah kami lakukan adalah membangun kemitraan langsung antara pendidikan tinggi vokasi dengan industri. Salah satu yang menjadi acuan kami adalah praktik global, seperti dari OECD, yang menyarankan minimal 30 persen kurikulum vokasi harus dijalani langsung di industri,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie pada kunjungan kerja di Universitas Hasanuddin (Unhas), Senin (7/7).

Skema University to University to Business (U2U2B) yang bermitra dengan Tiongkok melalui inisiatif T-Fat China and ASEAN merupakan salah satu program yang sedang dikembangkan. Program ini menghubungkan kampus di Indonesia dengan kampus di Tiongkok yang telah berpengalaman dalam menghasilkan lulusan siap kerja di dunia industri.

Baca Juga :  WUJUD KEPEDULIAN PRODI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA TERHADAP MASYARAKAT YANG KENA DAMPAK COVID 19 TANGGAL 22 APRIL 2020 DI TANJUNG UMA KOTA BATAM

Pendanaan sebagian besar berasal dari industri mitra, yang akan mendapatkan manfaat langsung berupa tenaga kerja kompeten tanpa harus merekrut dari luar negeri. Saat ini, program telah berjalan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Politeknik Sriwijaya (Polsri), serta akan segera diimplementasikan di Unhas melalui penandatanganan Framework of Understanding (FOU). Model ini juga didukung oleh skema 1+1+1, yaitu 1 tahun kuliah di kampus vokasi Indonesia, 1 tahun di universitas mitra di Tiongkok, dan 1 tahun magang langsung di industri.

Selanjutnya, Unhas ditunjuk sebagai host Pusat Kolaborasi ASEAN–Tiongkok di bidang metalurgi dan sumber daya laut. Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah, membuka peluang kerja baru, serta menjadi pendorong hilirisasi produk-produk unggulan di sektor maritim dan metalurgi.

“Kami berharap ada penguatan kebijakan strategis dari pemerintah pusat untuk mendukung hilirisasi industri metalurgi dan kelautan. Universitas Hasanuddin sangat strategis karena berada di kawasan industri nikel dan sentra rumput laut,” kata Wamen Stella.

Baca Juga :  Perkuat Komitmen Pendidikan Inklusif, Kemdiktisaintek dan Komisi X DPR RI Kunjungi SLB Negeri 1 Makassar

Kemdiktisaintek mendorong setiap perguruan tinggi memiliki kekhususan strategis yang sesuai dengan potensi lokal, “Kami mengusung pendekatan ‘riset lokal, ekonomi lokal’. Tapi di Unhas, hasil risetnya bahkan akan menopang ekonomi nasional dan global,” ujar Wamen Stella.

Wamen Stella pada kunjungan kerja di Unhas juga melakukan Peresmian Gedung ASEAN-China Centre of Excellence for Metallurgy and Marine Resources. Kemudian menyaksikan Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS), Kelas Hilirisasi Prodi Teknologi Metalurgi Ekstraksi Fakultas Vokasi dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Serta PKS Kelas Mahasiswa Berprestasi Kerja Sama Prodi Teknologi Metalurgi Ekstraksi Fakultas Vokasi dan Insentif Mahasiswa Berprestasi Tiga Prodi (Prodi Kimia, Teknik Metalurgi dan Material dan Sastra Mandarin) dengan PT Huayou International Mining.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif