Wamendiktisaintek Kunjungi Dua Perguruan Tinggi di Kendari, Dorong Hilirisasi Riset dan Inovasi IoT
Kendari – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie melakukan kunjungan kerja ke dua perguruan tinggi di Kendari, yakni Universitas Muhammadiyah Kendari dan Universitas Sulawesi Tenggara, untuk berdialog langsung dengan civitas akademika serta meninjau perkembangan riset dan pengembangan institusi, Jumat (4/7).
Dalam kunjungan ini, Wamen Stella menegaskan komitmen Kementerian dalam mendukung hilirisasi riset, peningkatan kualitas pendidikan tinggi, serta penyederhanaan regulasi demi mempermudah proses pendanaan penelitian di seluruh perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Saat berdiskusi bersama civitas akademika di Universitas Muhammadiyah Kendari. Wamen Stella menyampaikan inovasi yang disampaikan mengenai diskusi riset dasar dan riset terapan.
“Kami ingin membangun ekosistem riset yang sehat dan terbuka. Riset tidak hanya berhenti pada publikasi, tetapi juga harus membawa dampak nyata melalui hilirisasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah serta industri,” ujar Wamen Stella.
Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari, Muhammad Gurdin, menyampaikan bahwa ia menyoroti pencapaian universitas dalam bidang riset, yang berhasil masuk klaster utama selama tiga tahun berturut-turut di wilayah timur Indonesia.
Wamen Stella memberikan apresiasi terhadap kesiapan institusi dan menyampaikan bahwa dukungan pemerintah pusat tetap diberikan untuk memperkuat kapasitas institusi pendidikan tinggi di indonesia bagian timur.
Salah satu penelitian unggulan yang dipresentasikan di Universitas Muhammadiyah Kendari adalah pengembangan alat tangkap berbasis teknologi, yakni lampu celup bawah air terintegrasi dengan sensor oseanografi dan printer data real-time. Alat ini dikembangkan sejak 2017 dan telah dipatenkan. Teknologi tersebut telah digunakan oleh nelayan untuk membaca kondisi laut, memprediksi cuaca, dan mengoptimalkan hasil tangkapan.
Wamen Stella menegaskan bahwa riset terapan seperti ini sangat relevan dengan strategi nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait hilirisasi, ketahanan pangan, dan ekonomi berbasis sains dan teknologi.
“Kementerian telah mengalokasikan dana riset tambahan melalui LPDP sebesar Rp1,8 triliun. Ini terbuka bagi seluruh peneliti, baik dari PTN maupun PTS,” jelas Wamen Stella.
Di Universitas Sulawesi Tenggara, Wamen Stella disambut oleh dosen dan peneliti lintas disiplin, termasuk Hendry Adi dari Fakultas Vokasi, yang memperkenalkan alat IoT berbasis kecerdasan buatan untuk pertanian. Alat ini mampu mendeteksi kesuburan tanah secara langsung dan memberikan rekomendasi tanaman yang tepat, sebagai bagian dari program mendukung visi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045.
Selain itu, kampus ini juga mengembangkan teknologi untuk deteksi hama otomatis, rekayasa pantai untuk pengendalian abrasi, serta riset perlindungan konsumen berbasis AI di sektor perbankan.
Wamen Stella menyambut baik upaya ini dan menggarisbawahi pentingnya membangun research office di setiap kampus untuk menjembatani kolaborasi dengan industri dan pemerintah daerah.
“Peneliti harus mampu menyampaikan idenya secara efektif. Riset yang baik harus bisa menjawab kebutuhan riil di masyarakat dan industri,” pesan Wamen Stella.
Dalam sesi dialog dengan mahasiswa, Wamen Stella juga menanggapi antusiasme generasi muda terhadap riset lingkungan, termasuk penelitian fitoremediasi dengan eceng gondok untuk membersihkan logam berat di air akibat aktivitas tambang.
Dalam penutupan diskusi, Wamen Stella menekankan pentingnya riset berdampak dan penyederhanaan prosedur pendanaan agar lebih inklusif. Ia juga berharap Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Kendari dapat segera memperoleh SK pendirian dan menjadi pusat pendidikan unggulan di kawasan timur Indonesia.
Sementara itu, di Universitas Sulawesi Tenggara, ia memberikan apresiasi atas inisiatif riset lintas bidang yang inovatif dan berorientasi pada kebutuhan nasional, mulai dari pertanian presisi berbasis IoT hingga kajian teknik sipil dan sistem keuangan berbasis AI.
“Kami ingin agar dosen dan mahasiswa dari kedua universitas ini terus menjadi motor penggerak inovasi. Dengan memperkuat kolaborasi, mempercepat hilirisasi, dan menjalin kemitraan strategis dengan industri serta pemerintah daerah, kita dapat menjadikan riset sebagai instrumen perubahan nyata untuk kemajuan bangsa,” pungkasnya.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif