close

Wamen Stella: Kampus Pusat Sains dan Teknologi untuk Kemajuan Bangsa

Mataram–Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia, terutama melalui kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, kampus, mitra lokal dan global. Hal ini disampaikan pada Acara Pemaparan Riset Unggulan Universitas Mataram (Unram), Minggu (18/5).

“Saya ingin meyakinkan para mitra internasional bahwa Indonesia siap berbenah. Kami ingin membangun universitas sebagai pusat sains dan teknologi yang akan memajukan bangsa,” ujar Wamen Stella.

Wamendiktisaintek mendorong pengembangan Blue Economy sebagai salah satu strategi utama membangun kemajuan bangsa.

“Blue Economy adalah sesuatu yang tertuang dalam Asta Cita Nomor 2. Tentu saja, kita sangat perlu riset yang dilakukan oleh masing-masing universitas. Hal ini menjadi kekuatan yang luar biasa dari Universitas Mataram,” ujar Wamen Stella.

Dalam forum ini, sejumlah peneliti Unram memresentasikan hasil riset unggulan yang berdampak langsung terhadap penguatan ekonomi lokal dan nasional. Wamendiktisaintek mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan oleh para peneliti Unram, seperti riset lobster, rumput laut, hingga gaharu. Wamen Stella menyebut bahwa riset-riset tersebut tidak hanya menunjukkan kapasitas akademik Unram, tetapi juga menjadi bagian penting dari Asta Cita Nomor 2 tentang pembangunan ekonomi biru dan Nomor 5 mengenai hilirisasi industri nasional.

Baca Juga :  PEDULI COVID-19, UDINUS SERAHKAN BANTUAN KE RSUD KRMT WONGSONEGORO DAN RSU WILLIAM BOOTH SEMARANG

Salah satu peneliti Unram, Eka memaparkan risetnya terkait pengembangan rumput laut tahan iklim di Asia Tenggara. Penelitian ini menjadi sangat relevan di tengah tantangan penurunan produksi nasional.

Senada dengan Eka, Wamendiktisaintek juga menekankan pentingnya optimalisasi potensi rumput laut sebagai kekuatan strategis bangsa. Wamen Stella menyebut meskipun Indonesia menjadi produsen utama rumput laut tropis, nilai ekonominya belum maksimal karena minimnya hilirisasi.

“Tantangan terbesar kita adalah belum melakukan hilirisasi. Presiden sudah sangat jelas menyampaikan bahwa hilirisasi adalah prioritas strategis bangsa,” tegas Wamen Stella.

Rektor Universitas Mataram, Bambang Hari Kusumo menyoroti kekayaan hayati NTB yang besar, seperti lobster, rumput laut, mutiara, dan udang. Ia menekankan perlunya inovasi dalam budidaya benih lobster secara berkelanjutan. Selain itu, sejumlah hasil riset strategis juga turut dipaparkan dalam acara tersebut, antara lain Mulyanto yang memresentasikan pengembangan Rapid Kit Deteksi COVID-19 pertama buatan Indonesia, serta riset vaksin Hepatitis B yang telah diakui secara global. Ada pula Dahlanuddin mengangkat inovasi produksi daging sapi premium lokal melalui pakan berbasis lamtoro (Lauceana).

Baca Juga :  Kolaborasi Perguruan Tinggi Indonesia dan Luar Negeri Lewat RISPRO-PRIME dan UKICIS

Sementara itu, Muhammad Ali menjelaskan pemanfaatan mikrobiom ternak dan skrining aktivitas mikroba untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Suwardjipun berkesempatan menyampaikan pengembangan tanaman porang yang sebelumnya tumbuh liar di hutan menjadi komoditas unggulan di Lombok Utara. Adapun Tri Mulyaningsih menjelaskan pengembangan teknologi gaharu melalui pemanfaatan mikroba pencipta gubal gaharu berkualitas tinggi dengan aroma khas.

“Tidak ada negara di dunia yang menjadi negara dengan ekonomi yang kuat tanpa menjadikan sains dan teknologi, kekuatan penyokongnya. Kita ingin membangun ekosistem riset agar benar-benar bisa berdampak. Diktisaintek Berdampak bukan hanya slogan, tapi arah nyata kerja kita bersama,” ungkap Wamen Stella.

Sebagai bentuk komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dalam mendukung riset berdampak, Wamen Stella juga menyampaikan bahwa Kemdiktisaintek telah menandatangani kerja sama dengan LPDP senilai Rp1,8 triliun untuk mendanai riset dan pengembangan ekosistem universitas di seluruh Indonesia. Dana tersebut akan diberikan sebagai insentif langsung kepada peneliti.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif