Wamen Fauzan Pacu Kampus Lebih Adaptif
Manado—Indonesia dengan jumlah penduduk menuju bonus demografi berpeluang untuk memajukan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Kualitas perguruan tinggi merupakan faktor penting dari potensi terwujudnya peluang tersebut.
Penduduk usia produktif di Indonesia berada pada angka 69,68 persen dari total masyarakat, salah satu jumlah yang terbanyak di dunia (data Kementerian Dalam Negeri tahun 2024). Di sisi lain, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia pada triwulan I-2025 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun 2024 di angka 5,11 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan pertama 2025 meningkat 0,23 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Untuk menjaga dan menguatkan tren ini, diperlukan peran aktif berbagai pemangku kepentingan, salah satunya perguruan tinggi. Kampus diharapkan mampu menjadi jembatan antara potensi bonus demografi dengan peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan menekankan peran kampus yang harus adaptif terhadap kebutuhan masyarakat untuk mendorong pembangunan sosial-ekonomi di tingkat daerah, dan pada jangka panjangnya di tingkat nasional. Hal ini disampaikannya ketika menghadiri pertemuan di Universitas Negeri Manado (Unima), Sulawesi Utara, Kamis (17/7).
“Dari dulu sampai sekarang, kita masih melakukan hal-hal yang generik, padahal dinamika kehidupan dan masyarakat menuntut adanya kekhasan atau spesifikasi kompetensi,” tegas Wamen Fauzan.
Menurut Wamen Fauzan, kampus yang bisa menghasilkan lulusan berkualitas dengan fokus akademik yang variatif akan lebih relevan dengan kebutuhan riil masyarakat dan industri. Tidak hanya itu, Wamen Fauzan juga menyoroti riset dan pengabdian masyarakat di kampus yang perlu dapat melewati titik publikasi maupun prototipe, tetapi memasuki proses hilirisasi dan memberikan dampak langsung terhadap masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Dengan demikian, kampus dapat berkontribusi dalam isu strategis seperti pengentasan stunting, saintifikasi pertanian, dan pelibatan mahasiswa dalam program pendampingan berbasis data lokal.
Senada dengan hal tersebut, Rektor Unima, Joseph Philip Kambey memaparkan sejumlah usaha yang dilakukan Unima untuk mewujudkan program-program strategis nasional, memberikan dampak kepada masyarakat, dan meningkatkan kualitas perguruan tinggi.
“Kami memanfaatkan potensi lahan Unima untuk menjadi kawasan teknosaintek, sekaligus mewujudkan salah satu visi Presiden dan Wakil Presiden RI, yaitu ketahanan pangan,” jelas Rektor Joseph.
Wamen Fauzan juga mendorong peningkatan kolaborasi antarkampus dengan pemerintah daerah. Hal ini akan mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat, sesuai arah kebijakan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto yakni Diktisaintek Berdampak.
“Unima bisa membuat konsorsium dengan beberapa perguruan tinggi, bekerja sama dalam program bersama kepala daerah. Hasilnya akan sangat strategis,” usul Wamen Fauzan.
Di akhir kegiatan, Wamen Fauzan mengajak seluruh sivitas akademika, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat untuk bersama-sama menjadikan kampus sebagai pusat inovasi, riset terapan, dan penggerak pembangunan sosial. Mari bergerak bersama membangun perguruan tinggi yang adaptif, kolaboratif, dan siap mencetak lulusan dengan kompetensi spesifik sesuai kebutuhan zaman.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif