Wamen Fauzan Dorong Transformasi Pendidikan Seni untuk Daya Saing Global
Denpasar-Pendidikan tinggi seni di Indonesia memegang peran penting dalam memperkuat identitas budaya sekaligus menghadapi tantangan daya saing global. Dalam era revolusi teknologi artifisial, perguruan tinggi seni dituntut untuk tidak hanya mempertahankan kualitas akademik, tetapi juga mampu berinovasi dalam tata kelola kelembagaan dan pengelolaan sumber daya.
Menurut data Badan Pusat Statistik, sektor ekonomi kreatif pada 2023 berkontribusi Rp1.300 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan subsektor seni, pertunjukan, dan kriya menjadi bagian penting dalam pertumbuhan tersebut. Sementara itu, Indonesia tengah mengalami percepatan transformasi digital, di mana teknologi membuka peluang baru untuk memperkenalkan karya seni ke pasar global.
Secara sosial budaya, keragaman dan tradisi seni terus berkembang. Di sisi lain, adopsi teknologi digital membuka peluang besar untuk menyebarluaskan warisan budaya kepada audiens global.
Dalam konteks ini, berada di pusat industri pariwisata, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menjadi salah satu perguruan tinggi yang berada di garda depan pengembangan pendidikan seni berbasis inovasi. ISI Denpasar mengembangkan kurikulum adaptif, program kolaborasi internasional, dan pemanfaatan teknologi digital sebagai sarana revitalisasi budaya.
Menanggapi tantangan ini, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menghadiri pertemuan bersama Rektor ISI Denpasar, I Wayan Adnyana beserta jajaran pimpinan kampus. Dalam diskusi tersebut, Wamen Fauzan menekankan pentingnya strategi transformasi kelembagaan baik akademik maupun nonakademik agar perguruan tinggi seni dapat merespons tantangan zaman, Selasa (12/8).
“Perguruan tinggi seni harus mampu memadukan kekuatan tradisi dan potensi teknologi. Inovasi pada tata kelola, kurikulum, dan kolaborasi menjadi kunci agar lulusan kita relevan di panggung global,” tegas Wamen Fauzan.
Sejalan dengan itu, Rektor I Wayan Adnyana memroyeksikan kampus akan mencapai titik sehat dan transformasi lembaga menjadi kunci untuk mencapainya. Penguatan kolaborasi lintas sektor akan menjadi fokus ke depan, yang telah dimulai dari penerapan kerja sama dengan mitra praktisi dan industri kreatif hingga mengembangkan program internasional dengan Polandia.
“Kami ingin karya mahasiswa dan dosen tidak hanya dipamerkan di ruang lokal, tetapi juga menjadi bagian dari percakapan seni dunia,” kata Rektor I Wayan Adnyana.
Wamen Fauzan mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan tinggi, pemerintah daerah, pelaku industri kreatif, hingga masyarakat luas untuk bersama-sama mendorong transformasi perguruan tinggi seni.
“Bapak Presiden Prabowo dan Pak Menteri Brian menaruh perhatian besar pada diplomasi seni dan budaya Indonesia. Kita semua perlu bergerak bersama agar transformasi ini membawa dampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara” tutup Wamen yang juga pecinta seni itu.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif