close

Universitas ST Bhinneka Tegaskan Komitmen pada Riset Inklusif dan Berkelanjutan

Medan – Universitas Satya Tera Bhinneka (Universitas ST Bhinneka) terus memperkuat posisinya sebagai perguruan tinggi berbasis riset yang inklusif dan berdampak. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan talkshow bertajuk Strategi Pengembangan Riset Berbasis dan Berorientasi Teknologi yang Berdampak untuk Universitas yang Inklusif dan Berkelanjutan, yang digelar di Auditorium Bung Karno, Kamis (12/06).

Acara ini menghadirkan Staf Khusus Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (SKM), Oki Earlivan, sebagai narasumber. Dipandu oleh Wakil Rektor III, Dorothy Ferary, sesi talkshow dibuka dengan pemaparan arah kebijakan riset nasional yang menekankan pentingnya relevansi antara riset dan kebutuhan nyata di dunia industri.

Dalam paparannya, SKM Oki menekankan perlunya pendekatan multidisipliner dalam merancang riset. Menurutnya, solusi konkret tidak bisa dihasilkan dari satu bidang ilmu saja. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan juga menjadi kunci untuk menciptakan riset yang berdampak luas dan berkelanjutan.

“Industri butuh solusi, bukan teori. Mereka bicara nilai tambah dan return on investment. Kalau kita tidak bisa menerjemahkan bahasa akademik ke dalam kebutuhan praktis, kolaborasi tidak akan terjadi.” ujar SKM Oki.

Baca Juga :  Teknologi dan Kreativitas Kunci Keberhasilan Belajar Daring

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti)Wilayah I, Saiful Anwar Matondang, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas visi Universitas ST Bhinneka yang terus bergerak menjadi pusat riset unggulan. Ia menekankan perlunya transformasi peran perguruan tinggi dari sekadar lembaga pengajaran menjadi lembaga riset yang aktif menghasilkan pengetahuan dan inovasi.

“Kampus harus menjadi pusat riset, bukan hanya tempat mengajar.” tegas Kepala LLDikti Saiful.

Sementara itu, Rektor Universitas ST Bhinneka, Tracey Yani Harjatanaya, menyampaikan bahwa arah pembangunan universitas mengacu pada tiga kata kunci utama: inklusi, keberlanjutan, dan riset berdampak. Ia menegaskan bahwa ST Bhinneka hadir untuk membuka akses pendidikan berkualitas bagi siapa saja tanpa memandang latar belakang ekonomi dan agama.

“Kami percaya bahwa riset adalah fondasi untuk menciptakan perubahan nyata di masyarakat.” ungkap Rektor Tracey, “Kolaborasi dengan pemerintah dan industri adalah kunci untuk menjadikan pendidikan tinggi lebih relevan dan solutif.”

Baca Juga :  Mendiktisaintek: Pertumbuhan Ekonomi Dimulai dari Perguruan Tinggi

Nilai-nilai inklusif dan berkelanjutan yang diusung universitas ini juga tercermin dalam wajah fisik kampus. SKM Oki mengapresiasi ST Bhinneka sebagai kampus yang menyediakan empat rumah ibadah yang berdampingan—masjid, gereja, vihara, dan pura—sebagai simbol inklusivitas, serta adanya sepasang pohon bisbul sebagai simbol monumen hidup wujud komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

Talkshow ini menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan komitmen Universitas ST Bhinneka dalam membangun budaya riset yang terbuka, kolaboratif, dan berdampak langsung pada masyarakat.

SKM Oki memberi pesan bahwa riset yang kuat adalah riset yang punya narasi, yang bisa ditangkap dan didukung oleh banyak pihak. Untuk itu, kolaborasi lintas disiplin, keterlibatan industri, dan keterbukaan akses data menjadi kunci dalam membangun ekosistem riset perguruan tinggi yang berdampak langsung pada masyarakat dan industri.