Strategi Public Relations dan Perkembangan Inovasi di Masa Pandemi
Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek melalui Kedaireka kembali mengajak para pelaku industri untuk memperkenalkan strategi _Public Relations_ dan inovasi di masa pandemi Covid-19; dengan tujuan untuk mempererat hubungan masyarakat seluruh Indonesia dengan mengoptimalkan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri. Hal ini diwujudkan dalam sebuah webinar yang menghadirkan pembicara dari sektor pemerintah dan industri.
Pada serial webinar Kedaireka yang diselenggarakan pada Kamis (5/8), Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan bahwa di era digital ini, informasi sangat mudah menyebar, sehingga menurutnya penting untuk membangun dan memanfaatkan _digital communication_.
“Sangat penting untuk kita membangun dan memanfaatkan _digital communication_ melalui kemampuan _Public Relations_ di dalam membawa kabar baik dari kampus maupun kabar yang tidak baik sekalipun, tetap harus dikemas secara baik agar tidak membentuk opini ataupun stigma pada perguruan tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nizam mengatakan bahwa pentingnya peran _Public Relations_ ini yang membuat kita selalu aktif terhadap berbagai macam perkembangan teknologi maupun perkembangan strategi. Perguruan tinggi diharapkan menjadi penyejuk, menjadi solusi bagi berbagai masalah di masyarakat, di dunia industri, dan bukan sebaliknya menjadi bagian dari masalah.
“Untuk itu _Public Relations_ menjadi sangat penting untuk kita membangun _public trust_ atau _trust building_ pada masyarakat sehingga kepercayaan terhadap perguruan tinggi untuk bersinergi akan menjadikan kita semakin kuat,” pungkasnya.
Dalam sesi berbagi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Widyawati menjelaskan mengenai strategi komunikasi yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi penanganan pandemi dan vaksinasi Covid-19. Dari strategi ini, tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk meningkatkan kepercayaan dan partisipasi publik untuk mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi nasional Covid-19. Adapun pendekatan komunikasi yang dilakukan seperti pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas, keterlibatan pemangku kepentingan, serta koordinasi aktif lintas sektor.
Lebih lanjut dikatakan oleh Widyawati bahwa strategi komunikasi ini tentu memiliki pesan utama yang ingin disampaikan. “Pesan komunikasi utamanya adalah mematuhi protokol kesehatan dari 3M menjadi 5M serta vaksinasi Covid-19 yang aman, efektif, dan bermanfaat, serta tetap disiplin prokes 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan,” terangnya.
Widyawati menyebut bahwa komunikasi publik terkait penanganan pandemi ini juga tidak lepas dari berbagai tantangan. Adapun tantangan tersebut meliputi keberagaman masyarakat dengan latar belakang yang berbeda, ditambah dengan adanya 1.827 berita dan isu hoaks terkait Covid-19 yang didapat dari data Kementerian Kominfo pada Januari 2020 sampai Agustus 2021, dan kepercayaan atas kinerja pemerintah.
Selanjutnya, Arifi Salman selaku Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, memberikan informasi bagaimana komunikasi dan inovasi yang dilakukan oleh KJRI New York di masa pandemi. Ia menyebut inovasi yang dilakukan tidak hanya berbentuk material melainkan juga inovasi digital. Inovasi yang dilakukan oleh KJRI antara lain pembentukan satgas Covid-19 dan pembuatan 5 nomor Hotline dan 1 grup Whatsapp, penyampaian bantuan logistik melalui KJRI peduli, bantuan uang duka bagi keluarga WNI yang meninggal, pemulangan atau repatriasi bagi WNI yang _homeless) atau sakit dan tidak memiliki keluarga di AS, imbauan terkait Covid-19, komunikasi rutin secara virtual dengan simpul-simpul WNI, serta pembuatan virtual _market plac_e di sektor kuliner dan jasa untuk WNI yang terdampak Covid-19.
Arifi menambahkan pada inovasi digital dilakukan pembuatan aplikasi bernama _Smart Consulate Office_ untuk meminimalkan birokrasi dan memaksimalkan efisiensi. Ia menjelaskan aplikasi ini merupakan aplikasi pertama perwakilan dari luar negeri dan aplikasi pertama di perwakilan diplomatik seluruh dunia. Pembuatan aplikasi ini menggandeng mahasiswa Indonesia dari Columbia University.
“Manfaatnya adalah tidak hanya WNI dari berbagai negara bagian yang bisa berkomunikasi dengan KJRI, tetapi juga WNI di Indonesia bisa berkomunikasi dengan KJRI,” katanya.
Sementara itu, dari sektor industri menghadirkan pembicara dari PT Bio Farma. Bio farma merupakan salah satu BUMN di Indonesia yang memproduksi vaksin dan sera yang saat ini sedang bergerak menuju perusahaan _life-science_. Bio farma juga merupakan induk dari dua perusahaan BUMN yaitu Kimia Farma dan Indo Farma, yang sudah mengekspor hingga ke 150 negara.
Bambang Heriyanto selaku Juru Bicara/ Corporate Secretary PT Bio Farma menilai bahwa sinergi konsep pentahelix secara jelas dapat membangun inovasi. Sinergi pentahelix seperti perguruan tinggi, dunia industri, pemerintah, masyarakat, media, merupakan kolaborasi semua pihak untuk membangun budaya inovasi dan kreatif serta SDM unggul. Ia menyebut kolaborasi pentahelix juga dapat menjadi solusi dalam penanggulangan dan adaptasi di masa pandemi ini.
“Jelas inovasi sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, khususnya di masa pandemi Covid-19, dan ekosistem inovasi melalui pentahelix akan terus ditingkatkan guna meningkatkan daya saing nasional,” pungkasnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH)
*Humas Ditjen Diktiristek*
*Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi*
Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti