close

Sistem Pertahanan Terintegrasi, Kunci Kedaulatan Militer Indonesia

Bandung-Sistem pertahanan masa depan tidak lagi sekadar soal jumlah alutsista, tetapi bagaimana seluruh komponennya terhubung dalam satu kesatuan. Kesadaran inilah yang mendorong lahirnya strategi “Sistem Pertahanan Terintegrasi”, yang dibahas tuntas dalam sesi paralel Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 di Gedung Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan melibatkan pemerintah, akademisi, dan pelaku industri pertahanan nasional, Sabtu (9/8).

Sesi ini, yang sejalan dengan semangat “DiktiSaintek Berdampak” dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan program prioritas Asta Cita, menghadirkan pemikiran strategis dari berbagai narasumber kunci, yaitu Joko Suryana dari ITB, Tjahyo Tamtomo dari Pusat Studi Air Power Indonesia, Ade Muhammad dari Universitas Pertahanan, dan Roland Walla dari startup pertahanan PT SAS Aero Sisan. Diskusi berfokus pada tantangan interoperabilitas, penguasaan teknologi kunci, dan pentingnya kolaborasi pentahelix untuk melahirkan kemandirian sejati.

Salah satu tantangan terbesar pertahanan Indonesia adalah fragmentasi sistem dari berbagai vendor dan platform yang belum terhubung optimal. Joko Suryana, dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, memaparkan peran strategis perguruan tinggi dalam menjembatani kesenjangan ini melalui riset dan inovasi teknologi sensor kritis, seperti radar Ground Controlled Interception (GCI) berjangkauan 450 km, radar pasif yang sulit dideteksi musuh, hingga radar AESA berteknologi tinggi. 

Baca Juga :  Ditjen Pendidikan Tinggi Sosialisasikan Kebijakan Kampus Merdeka, Lima Permendikbud Menjadi Payung Hukum

“Kami benar-benar eksperimen. Kami ikut panas-panasan naik turun rooftop. Kita tidak hanya teori. Tentu teori itu membantu kami mendesain,” ungkapnya, 

Hal ini menggambarkan dedikasi peneliti dalam menciptakan solusi nyata.

Semangat kemandirian ini disambut industri dalam negeri. Roland Walla memaparkan inovasi PT SAS Aero Sisan, mulai dari Multiple Launch Rocket System (MLRS) dan mobile mortar system hingga weaponized drone yang dirancang sesuai kebutuhan lapangan. Namun, ia mengingatkan pentingnya kepastian penyerapan produk oleh negara. “Beberapa kali saya datang ke mantan workshop-nya karena perusahaannya sudah tutup. Di situ saya merasa sedih, itu ada mimpi anak bangsa yang mati saat itu kalau tidak didukung. Kebahagiaan di kami itu kalau barang kita dibeli dan digunakan,” ujarnya.

Tjahyo Tamtomo menambahkan perspektif global, menyoroti tren menuju network-centric warfare, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), dan senjata hipersonik. Menurutnya, Indonesia telah menunjukkan langkah maju melalui Kebijakan Umum Pertahanan Negara (Jakum Haneg) 2025–2029 dengan mengusung “Doktrin Perisai Nusantara” dan target “Optimum Essential Force”.

Baca Juga :  Dukung Proses Adaptasi Mahasiswa di Luar Negeri, IISMA Gelar Seri Welcoming Briefing Bersama KBRI

Melengkapi pandangan tersebut, Ade Muhammad memaparkan pembelajaran dari model industri pertahanan negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Israel. Ia menegaskan bahwa penggabungan kekuatan riset perguruan tinggi, kelincahan industri swasta, dan dukungan penuh pemerintah dalam kebijakan serta anggaran adalah kunci mempercepat kemandirian industri pertahanan Indonesia.

Menutup diskusi, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie menegaskan komitmen pemerintah untuk mengawal percepatan kemandirian pertahanan nasional. 

“Pertahanan yang kokoh tidak dibangun dalam semalam. Dibutuhkan visi, kolaborasi, dan investasi berkelanjutan agar Indonesia benar-benar mampu berdiri di atas kaki sendiri,” ujarnya.

Sesi ini menyimpulkan bahwa membangun sistem pertahanan terintegrasi bukan hanya menyatukan platform alutsista, tetapi juga mengorkestrasi semangat, keahlian, dan komitmen seluruh komponen bangsa. Dengan sinergi yang solid antara pemerintah, akademisi, dan industri, Indonesia optimis mewujudkan kedaulatan pertahanan yang kokoh dan disegani di panggung global.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara