Ruang Informatif Peradaban Digitalisasi Hadir di KSTI 2025
Bandung–Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 menyelenggarakan diskusi panel STEM: Frontier Science yang membahas tentang digitalisasi (kecerdasan buatan dan semi konduktor) di Sasana Budaya Ganesa, Jumat (8/8).
Dengan menghadirkan empat keynote speaker serta pengisi diskusi, forum ini menjadi ruang informatif serta edukasi guna mendorong pengembangan inovasi dan upaya mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Edy Giri Rachman Putra dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai keynote speaker pada sesi diskusi panel ini memberikan perspektif riset strategis nasional di bidang teknologi mutakhir dan lembaga penyedia riset bagi mahasiswa dan perguruan tinggi.
Menurut Edy, diskusi panel ini tidak hanya menjadi ruang informatif terkait bidang-bidang yang menaungi peradaban digitalisasi, tetapi menekankan pendidikan tinggi sebagai salah satu pintu yang fundamental untuk menciptakan hilirisasi dan kemajuan Asta Cita di bidang digitalisasi dan industri. Peran dunia pendidikan adalah mengintegrasikan ekosistem pendidikan dengan berbagai pihak.
“Dengan integrasi yang dibangun, sebuah research yang dilakukan secara masif mampu menjadi ruang kita untuk mencari talent muda. Kita inovasikan melalui Skema National Talent,” ujar Edy.
Pembicara utama lainnya pada diskusi panel ini meliputi, Arjon Turnip dari Universitas Padjadjaran (Unpad) memberikan pandangan tentang urgensi integrasi Artificial Intelligence (AI) dan inovasi perangkat keras untuk membantu mendorong daya saing bangsa. Ada juga Andri Mahendra selaku perwakilan PT. NICS Lab yang membahas tentang potensi teknologi sirkuit fotonik terintegrasi untuk membawa kebaruan digitalisasi di kancah internasional. Terakhir ada Emerson Pascawira Sinulingga dari PT ICDEC yang mengupas bagaimana inovasi AI dan semikonduktor mampu menjadi mendorong transformasi teknologi diiringi sumber daya manusia yang mumpuni.
Selain itu, diskusi panel ini diperkaya dengan penjelasan pandangan dari berbagai sektor sebagai penutup sesi. Mohammad Kemal Agustus (Institut Teknologi Bandung), Anindito (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan), dan Premana Wardayanti Premadi (Institut Teknologi Bandung) hadir membahas STEM dari sudut pandang yang berbeda.
Melalui rangkaian paparan, diskusi, dan kolaborasi lintas sektor, diskusi panel di KSTI 2025 membuktikan bahwa sinergi antara akademisi, industri, pemerintah, dan lembaga riset adalah kunci dalam mempercepat kemajuan teknologi nasional. Topik-topik strategis seperti AI, semikonduktor, sirkuit fotonik, hilirisasi riset, hingga penguatan STEM menjadi fondasi penting dalam membentuk ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara