close

Percepat Swasembada dan Hilirisasi Pangan, Kemdiktisaintek, Kementan dan TNI AL Siap Kawal Riset Strategis Nasional

Jakarta-Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus berupaya memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Serangkaian langkah konkret untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan mengakselerasi hilirisasi komoditas unggulan telah didiskusikan bersama oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto pada Rapat Koordinasi Kementerian Pertanian, Kemdiktisaintek, dan Angkatan Laut, serta para peneliti terkait Pengembangan Budidaya Gandum, Bawang Putih, Kedelai, dan Jagung, Rabu (28/05).

“Kami sudah alokasikan tim dan anggaran, beberapa perguruan tinggi sudah melakukan penelitian, ada varietas-varietas unggul, yang ini kita kemarin sudah data, Pak. Tentu nanti kita akan lihat mana yang akan bisa kita uji-cobakan, kalau memang tentu kita perlu naikkan, kita akan juga coba naikkan kapasitas produksinya,” ujar Menteri Brian.

Pada agenda ini yang menjadi fokus utama adalah adalah pembentukan konsorsium riset strategis nasional yang juga dapat berdampak langsung pada kesejahteraan petani dengan melibatkan peran perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Teknologi, Kementerian Pertanian, dan dunia industri.

“Kami berharap nantinya kita bisa membentuk empat klaster. Dari setiap klaster itu ada peneliti dari kampus-kampus yang memang selama ini sudah meneliti bidang itu, nah tetapi kita ingin ada dari pihak industri maupun Kementerian Pertanian, Pak, yang masuk ke dalam tim itu juga, kenapa? Supaya arahnya dan juga case-case real,” ungkap Menteri Brian.

Riset di bidang ketahanan pangan memegang peranan strategis dalam menekan ketergantungan impor dan mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian nasional, khususnya jagung, kedelai, bawang putih, dan gandum. Melalui penguatan inovasi varietas unggul, efisiensi budidaya, dan hilirisasi riset ke dalam teknologi aplikatif bagi petani dan industri, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai kemandirian pangan sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Akselerasi Program Penggabungan atau Penyatuan PTS

Untuk itu, kelengkapan tim kerja lintas sektor—yang mencakup perguruan tinggi, kementerian teknis, dan pelaku industri—menjadi kunci terbentuknya kesepahaman dalam merancang arah riset yang relevan, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan akhir industri, sehingga hasilnya dapat segera diproduksi secara massal dan berdampak nyata bagi sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

Keterlibatan perguruan tinggi pada misi ini adalah bentuk implementasi dari program Diktisaintek Berdampak, bagaimana nantinya hasil riset yang optimal bisa menopang percepatan swasembada dan hilirisasi pangan, dalam hal ini yang akan dikawal langsung Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) Kemdiktisaintek.

“Kami melibatkan 225 pakar, dari 54 perguruan tinggi. Hari ini yang kami undang sebetulnya tidak hanya empat komoditas tadi yang prioritas dari aspek importasi dan kenaikan produktivitas. Tetapi juga yang hilirisasi Jadi disini sebetulnya sudah juga siap. Kami total sekitar 15 komoditas yang kita langsung berjalan, Karena memang dari aspek hilirisasi memiliki potensi yang tinggi. Kita ada skema yang namanya skema konsorsium dan ini dalam waktu dekat akan kita luncurkan,” tambah Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman.

Arah riset dalam bidang agribisnis yang akan digagas melalui Kemditisaintek yaitu model bisnis dan keterlibatan pihak ketiga harus berdasarkan output, kemudian adanya klasterisasi dan pendekatan teritorial, adanya pemetaan logistik dan infrastruktur, keterlibatan perguruan tinggi dan adanya inovasi, serta dibangunnya sistem kelembagaan dan skema pembiayaan.

Kementerian Pertanian menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh inisiatif ini, termasuk menyediakan anggaran, alat, benih unggul, dan lahan uji coba. TNI Angkatan Laut turut melaporkan keberhasilan uji coba penanaman pada beberapa komoditas.

Baca Juga :  Sesjen Kemdiktisaintek Ajak USU Jadi Kampus Berdampak Bagi Masyarakat Sumatera Utara

“Insyaallah tahun depan mudah-mudahan tidak ada iklim yang ekstrim yang kita hadapi. Nah kita masuk pada tiga komoditas, empat komoditas yang kita diskusikan. Diskusi ini luar biasa Pak Menteri, menyambut dan ini jujur yang kami impikan dari dulu, bahwa antara perguruan tinggi, perguruan tinggi pencetus ide, pemerintah sebagai regulator, Kemudian pengusaha industri yang mengembangkan, mengeksekusi menjadi lebih besar,” ujar Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.

“Bagaimana produksi besar kita tidak dalam bentuk mentah tapi turunan hilirisasinya mulai dipikirkan, mulai dijalankan dan tidak pakai lama harus segera kita laksanakan. Nah, kampus banyak, isinya peneliti semua, penelitian kita tidak kalah, hanya ini tinggal bagaimana antara Kemdiktisaintek yang membawahi semua universitas dan peneliti nyambung, konek dengan kami, di Kementerian Pertanian juga ada peneliti, kemudian bagaimana standarisasinya, kemudian pengembangannya dan sekali lagi aplikasi di lapangan,” tambah Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono.

Skema pendanaan penelitian akan mengandalkan dana APBN, pemerintah menjamin hak kekayaan intelektual dan royalti bagi peneliti, serta mendorong hasil riset untuk dipatenkan dan dikomersialkan melalui BUMN atau industri dalam negeri.

Langkah kolaborasi antar kementerian/lembaga ini merupakan bagian dari visi besar Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan dan eksportir komoditas strategis dunia. Diharapkan sinergi ini mampu menjawab tantangan birokrasi, mempercepat proses hilirisasi, dan memperkuat daya saing nasional dalam sektor pertanian dan pangan.

Turut hadir pada pertemuan ini Kepala Staf Angkatan Laut, Muhammad Ali, perwakilan peneliti, Sekretaris Direktorat Riset dan Pengembagan, Beny Bandanadjaja, dan para Staf Khusus Menteri.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif