Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Bandung–Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan pentingnya peran aktif Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam mendukung target besar Indonesia menjadi negara maju pada Tahun 2045. Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada Musyawarah Nasional (Munas) ke-7 Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Sabtu (2/8).
Menteri Brian menyampaikan bahwa pendidikan tinggi merupakan fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan. Untuk mencapai status negara maju, Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi ekonomi sebesar 8 persen per tahun.
Hal ini sebut Mendiktisaintek membutuhkan sinergitas dalam dunia pendidikan tinggi. PTS disebut memiliki posisi strategis dalam membangun budaya ilmiah dan menghasilkan SDM unggul.
Menteri Brian juga menekankan pentingnya pengetahuan dasar (fundamental knowledge) dalam menghadapi disrupsi teknologi global seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum. Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan budaya ilmiah di perguruan tinggi, yang kemudian dapat disebarkan di kalangan masyarakat.
“Fundamental knowledge menjadi penting seiring dengan kecepatan komputasi yang sangat tinggi. Budaya ilmiah, sekali lagi, sangatlah penting,” ujar Menteri Brian.
Mendiktisaintek juga mendorong layanan prima dari Kementerian dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) serta Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap dosen, mahasiswa, dan institusi. Langkah ini dinilai akan membantu peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi nasional dari 32 persen menjadi 38 persen.
“Kami ingin meningkatkan jumlah mahasiswa. Biasanya, setiap tahun Indonesia mengalami kenaikan mahasiswa sebanyak 0,5 persen. Kini, kami sedang menargetkan untuk meningkat 1 persen per tahunnya,” kata Menteri Brian.
Kolaborasi Lintas Sektor
Senada, Ketua APTISI, Budi Djatmiko menyoroti bahwa peningkatan partisipasi pendidikan tinggi tak bisa dilepaskan dari peran aktif daerah dan kolaborasi lintas sektor, termasuk sinergi antara PTS dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Mengetahui jangkauan luas dan fleksibilitas PTS, pemberdayaan PTS dinilai penting dalam pembangunan SDM Indonesia.
“PTS mencakup 92 persen dari total perguruan tinggi. Kami telah lama menjadi mitra strategis pemerintah untuk memperluas akses pendidikan tinggi sampai ke ujung negeri,” kata Budi.
Menteri Brian mengajak seluruh elemen pendidikan tinggi untuk mengubah perspektif pelayanan dari pola judgemental menjadi pola perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Dengan reformasi pendekatan dan peningkatan layanan pendidikan tinggi, diharapkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia, termasuk PTS, dapat berfokus pada peningkatan mutu dan inovasi secara berkelanjutan.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif