close

Penguatan Peran Dosen dan BEM dalam Program Pengabdian Masyarakat di Tanah Papua

Jayapura, Papua — Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, kembali menyelenggarakan Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Penulisan Proposal Pengabdian kepada Masyarakat Skema Kewilayahan dan Kewirausahaan, serta Sosialisasi Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (18/07) di Auditorium H. Daud Syamsudin Ponto, Universitas Yapis Papua, Jayapura.

Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Kemdiktisaintek dalam memperkuat peran strategis perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat berbasis riset dan teknologi, sekaligus menjangkau wilayah-wilayah 3T, termasuk Papua, sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berbasis ilmu pengetahuan.

Komitmen ini ditegaskan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman, dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa solusi atas berbagai persoalan sosial semestinya bersumber dari kebutuhan riil masyarakat. Menurutnya, kehadiran sains dan teknologi harus dimaknai sebagai jawaban konkret atas tantangan di lapangan, serta sebagai penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan.

“Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi acuan dalam merancang program-program strategis ke depan. Yang terpenting adalah memastikan bahwa ekosistem kampus, seperti dosen, mahasiswa, dan pemangku kepentingan lokal, berperan aktif sebagai aktor utama dalam merumuskan dan menyelesaikan persoalan masyarakat. Melalui penguatan kapasitas, keterampilan, dan kepemimpinan, kita berharap generasi muda mampu menempatkan masyarakat yang paling membutuhkan sebagai prioritas utama dalam pembangunan,” ungkapnya

Dirjen Fauzan juga menegaskan pentingnya membangun Indonesia berbasis sains dan teknologi sebagai fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Gandeng UGM Jadi Tim Manajemen Kampus Merdeka

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, I Ketut Adnyana, menyampaikan bahwa keberhasilan program pengabdian ditentukan oleh kemampuan perguruan tinggi dalam merancang pendekatan yang sesuai dengan karakteristik lokal.

“Dalam pelaksanaan program ini, tantangan khas seperti hambatan geografis dan keterbatasan infrastruktur merupakan realitas yang tak terhindarkan. Karena itu, pendekatan yang digunakan harus kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Keterlibatan aktif mahasiswa, khususnya melalui Program Mahasiswa Berdampak, menjadi kunci untuk mendorong perubahan sosial yang inklusif dan berkelanjutan di Tanah Papua,” jelasnya.

Direktur Ketut juga menekankan bahwa pemilihan Kota Jayapura sebagai lokasi kegiatan mencerminkan komitmen afirmatif pemerintah untuk membuka akses yang lebih luas bagi perguruan tinggi di kawasan timur Indonesia. Ia mendorong peningkatan kapasitas dosen dan mahasiswa dalam merancang solusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus memperkuat sinergi antara kampus dan komunitas lokal sebagai bagian dari transformasi sosial.

Di tingkat wilayah, Kepala LLDIKTI Wilayah XIV, Suriel Semuel Mofu, turut mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas sivitas akademika dalam menghadapi skema kompetitif pengabdian kepada masyarakat. Suriel menekankan bahwa kegiatan ini merupakan wadah penting untuk menumbuhkan pemahaman menyeluruh mengenai penyusunan proposal yang baik, terutama dalam skema kewilayahan dan kewirausahaan.

“Ini menjadi satu kesempatan bagi kita semua untuk belajar dan mendapatkan pencerahan tentang strategi menyusun proposal yang tepat dan memenangkan kompetisi nasional. Mahasiswa juga harus diingatkan bahwa keberadaannya di tengah masyarakat harus membawa dampak dan perubaha. Kita membawa persoalan dari masyarakat ke kampus untuk dikaji, dan hasilnya kita kembalikan ke masyarakat dalam bentuk solusi nyata,” ujarnya.

Baca Juga :  Mengusung Tema “Urgensi Kolaborasi Inovasi antar Perguruan Tinggi dan Industri dalam Bidang Agrikultur”, Kedaireka Hadirkan RekaTalks & RekaPreneur di Lampung

Dari sisi perguruan tinggi tuan rumah, Rektor Universitas Yapis Papua, Didik Suryamiharja S. Mabui, menekankan pentingnya keterkaitan antara ilmu dan pengabdian. Menurutnya, pengabdian masyarakat merupakan perwujudan langsung dari penerapan ilmu pengetahuan yang tidak hanya bermanfaat secara akademik, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

“Ilmu tanpa amal kehilangan makna, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan. Hari ini, kita menyatukan keduanya melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Terima kasih kepada Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan atas dukungannya. Mari kita bangkit bersama untuk menjawab kebutuhan nyata dan menghadirkan solusi atas berbagai tantangan di lingkungan kampus kita masing-masing,” tuturnya.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 150 peserta, terdiri dari dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Papua. Sebanyak 39 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) turut hadir dan aktif berpartisipasi dalam sesi sosialisasi Program Mahasiswa Berdampak.

Partisipasi aktif ini menunjukkan bahwa hadirnya kegiatan di Tanah Papua bukan sekadar simbol keterlibatan, melainkan bukti nyata bahwa akses terhadap ilmu dan pengabdian harus merata hingga ke wilayah terluar Indonesia. Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, semangat mengabdi tidak boleh padam. Justru dari tempat-tempat seperti inilah kita diingatkan bahwa pengabdian yang menyentuh akar rumput merupakan fondasi penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan, menuju Indonesia yang maju melalui sains, teknologi, dan kepedulian sosial.