close

Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi di Papua Barat: UNIMUTU Teluk Bintuni dan Kartu Smart, Bukti Nyata Keberpihakan Negara

Teluk Bintuni — Tantangan utama dunia pendidikan di wilayah Papua yaitu rendahnya angka partisipasi pendidikan tinggi. Data Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi(LLDikti) Wilayah XIV menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di tanah Papua hanya sebesar 11%, jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 35%. Ini berarti hampir 89% anak muda Papua belum menikmati pendidikan tinggi.

Masalah ini dilandasi oleh faktor geografis, keterbatasan ekonomi, serta akses terhadap infrastruktur pendidikan. Tidak sedikit generasi muda dari tujuh suku di Teluk Bintuni harus mengubur mimpi kuliah karena tantangan logistik dan biaya.

Sebagai langkah nyata untuk mengatasi ketimpangan ini, dan komitmen kuat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dalam mendorong pemerataan pendidikan hingga pelosok negeri. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan hadir membangun semangat dalam peluncuran Kartu Teluk Bintuni Smart dan peresmian serta peletakan batu pertama Kampus Universitas Muhammadiyah Teluk Bintuni (UNIMUTU), Selasa (10/06).

Baca Juga :  Ditjen Dikti Raih 3 Penghargaan PR Indonesia Award (PRIA) 2021

“Sudah saatnya kita berhenti beralasan bahwa Teluk Bintuni adalah daerah terpencil. Justru dari keterpencilan itu harus tumbuh semangat untuk mandiri, semangat untuk maju,” ujar Wamen Fauzan dalam sambutannya.

Kartu Teluk Bintuni Smart dirancang sebagai fasilitas pendidikan berbasis afirmasi, menyasar putra-putri asli Papua. Kartu ini mencakup pembiayaan biaya kuliah, biaya hidup, dan biaya perumahan, sehingga mahasiswa hanya perlu fokus pada proses belajar. Sementara itu, UNIMUTU hadir sebagai perguruan tinggi ke-127 di tanah Papua dan menjadi bagian dari jaringan perguruan tinggi Muhammadiyah yang kini telah mencapai lebih dari 160 institusi secara nasional.

Dalam sambutannya, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi(LLDikti) Wilayah XIV, Suriel Mofu, menegaskan bahwa UNIMUTU akan mendapat dukungan penuh berupa pembinaan mutu dan akses ke program KIP Kuliah setelah akreditasi institusi rampung. Dari sekitar 93 ribu lulusan sarjana yang dihasilkan dalam 7 tahun terakhir di Papua, mayoritas belum kembali mengabdi ke kampung halamannya. UNIMUTU diharapkan menjadi pusat pencerahan dan pemberdayaan lokal.

Baca Juga :  Tahun Akademik 2020/2021, Perkuliahan Tatap Muka Diizinkan dengan Protokol Kesehatan Ketat

Pentingnya membangun Papua secara inklusif, adalah dengan menempatkan pendidikan dan pembangunan manusia sebagai prioritas. Hal ini sejalan dengan komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk mendorong hadirnya kampus-kampus berbasis komunitas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar)

Sejalan dengan tujuan tersebut, kolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni telah membuka jalan. Fasilitas telah disiapkan. Kini saatnya lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia untuk ikut ambil bagian dalam misi besar ini. Kemdiktisaintek melalui program ini mengawal, tidak ada lagi anak muda Papua yang tertinggal dari cita-cita.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif