close

Pacu Transformasi Pendidikan dan Inovasi Berbasis Sains dan Teknologi

Jakarta–Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) konsisten berupaya dalam mendorong transformasi pendidikan dan penguatan ekosistem sains dan teknologi di Indonesia. Upaya ini dilakukan melalui tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Saintek). Terdapat beberapa program prioritas yang akan dilakukan dalam waktu mendatang, hal ini disampaikan pada kegiatan Ngopi Bareng Ditjen Saintek, Selasa (27/5).

Saat ini Ditjen Saintek terdiri dari tiga Direktorat akan menyongsong keberlangsungan program prioritas. Direktorat Bina Talenta akan mendukung ekosistem sains dan teknologi. Direktorat Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif akan berfokus terhadap peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran melalui pengembangan kompetensi guru-guru terbaik dari berbagai daerah untuk membentuk talenta muda yang akan menjadi bagian dari ekosistem Garuda. Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi bermitra dengan berbagai asosiasi ilmuwan yang ada di masyarakat, industri dengan berbagai kampus dan masyarakat secara umum dan termasuk media.

Sejumlah program unggulan diperkenalkan antara lain, pendirian dan transformasi SMA Garuda, program SATU untuk mempermudah akses jurnal, penyusunan model pembelajaran transformatif, serta program Rapsodi Saintek Nasional dibentuk untuk memperkuat diseminasi dan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Ditargetkan ke depan, berbagai program ini membangun kecintaan pada ekosistem saintek tidak mengandalkan program dari Kementerian saja namun didukung oleh lembaga lainnya dan masyarakat agar ekosistem sains dan teknologi dapat berjalan dengan seimbang.

Baca Juga :  Pembekalan Hari Terakhir Kampus Mengajar Angkatan 1 Tahun 2021: Rapat Koordinasi Dosen Pembimbing Lapangan

Pada kegiatan ini, Ditjen Saintek juga menekankan pentingnya integrasi pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dalam membentuk ekosistem sains dan teknologi. Ekosistem yang dimaksud bagaimana menumbuhkan siswa, mahasiswa, dan peneliti yang kedepannya akan difasilitasi oleh hibah kreativitas pada bidang sains dan teknologi. Ditjen Saintek juga menekankan bahwa ekosistem sains dan teknologi tidak akan terbangun jika tidak ada keselarasan dari ketiga Direktorat ini.

“Transformasi pendidikan berbasis sains dan teknologi bukan hanya soal kurikulum, tapi soal menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan solusi bagi masa depan Indonesia,” tambah Dirjen Najib.

“Pada level penelitian, scientific dan dosen melakukan riset-riset yang luar biasa, jadi untuk kedepannya seperti penerima penghargaan dan nobel itu bisa berasal dari Indonesia,” tambah Sesditjen Saintek, Samsuri.

Baca Juga :  Mendiktisaintek Menerima Kunjungan Mahasiswa UC Berkeley

Program-program Ditjen Saintek ini merupakan bentuk komitmen Kemdiktisaintek dalam mendukung misi Asta Cita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Tiga aspek penting dalam pembangunan ekosistem sains dan teknologi yaitu Scientific Temper, Scientific Culture, Scientific Solution. Scientific temper adalah perangai ilmiah yang mengedepankan rasionalitas logika dalam menyikapi fenomena yang terjadi dalam hidup. Dengan mengubah pola pikir ilmiah dalam lingkup individu, diharapkan menciptakan sebuah budaya saintifik yang mengakar sebagai sebuah norma di masyarakat kita. Di fase lanjut, ekosistem ini akan menghasilkan solusi atas permasalahan publik melalui ragam inovasi yang menjadi output riset terapan di Indonesia. Pada kegiatan ini hadir pula Direktur Bina Talenta Sains dan Teknologi, Adi Nuryanto.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif