close

Menteri Brian Inisiasi Kolaborasi Global melalui Kemitraan dengan King’s College London

Jakarta-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menyatakan komitmennya untuk memperkuat kerja sama internasional antara perguruan tinggi di Indonesia dan institusi global, salah satunya dengan King’s College London, Selasa (27/5).

Dalam audiensi dengan King’s College London, Mendiktisaintek menekankan pentingnya kolaborasi riset dan program pendidikan bersama guna memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di bidang teknik, manajemen, dan industri strategis nasional.

“Saya telah berbicara dengan beberapa universitas di Indonesia seperti ITB, UI, dan UGM untuk membahas kemungkinan program bersama atau double degree dengan King’s College,” ujar Menteri Brian.

Mendiktisaintek menambahkan bahwa lokasi kampus di Jakarta atau sekitarnya bisa menjadi pilihan ideal karena aksesibilitas yang lebih baik. “Kampus di Malang juga menjadi basis strategis. Kita bisa membuat program fast-track seperti 3+1+1, di mana mahasiswa S1 belajar di Indonesia selama tiga tahun, kemudian melanjutkan satu tahun di King’s College Malang atau London untuk penyelesaian proyek akhir dan satu tahun lagi untuk mendapatkan gelar master di King’s College,” jelas Menteri Brian.

Baca Juga :  Perkuat Implementasi Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi untuk Ciptakan SDM Unggul

Kunjungan delegasi King’s College London yang dipimpin oleh Vice President, Funmi Olonisakin dan Executive Dean, Simon Tanner turut memperkuat diskusi-diskusi strategis tersebut. Funmi menegaskan bahwa King’s College sangat tertarik untuk menjadikan Malang sebagai pusat kegiatan regional di Asia Tenggara.

“Kami ingin membangun kerja sama jangka panjang dengan universitas-universitas di Jakarta dan sekitarnya. Student mobility adalah prioritas kami. Kami melihat potensi pertukaran pelajar dari London ke Jakarta dan sebaliknya untuk membangun jaringan dan pembelajaran antarbudaya,” ungkap Funmi.

Tanner menambahkan pentingnya sinergi antara riset dan pendidikan. Tanner juga menyampaikan rencana untuk mengadakan kuliah tamu yang direkam secara digital dan dibawakan bersama akademisi lokal untuk memperkuat jejaring akademik lintas negara.

“Kami ingin membangun jalur pendidikan yang membuka peluang karier industri maupun akademik. Kami percaya bahwa kolaborasi riset dapat memperkuat kualitas pendidikan, dan pada akhirnya membentuk lulusan yang mampu berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengembangan keterampilan nasional,” ujar Tanner.

Mendiktisaintek menanggapi positif gagasan tersebut dan mengusulkan agar para profesor dari King’s College turut mengajar sebagai dosen tamu di kampus-kampus Indonesia. Menteri Brian juga menekankan bahwa program-program internasional sudah menjadi bagian dari banyak kampus di Indonesia.

Baca Juga :  Unpad Respons Baik Bantuan APD Kemdikbud

“Dengan keberadaan King’s College di Malang, kami ingin menjadikannya simpul penting untuk menjawab kebutuhan industri akan SDM berkualitas,” tegas Menteri Brian.

Mendiktisaintek juga mengungkap bahwa keinginan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan secara langsung mendorong penguatan kapasitas teknis dan manajerial para lulusan, dan berharap institusi pendidikan tinggi memainkan peran sentral dalam mencetak insinyur dan pemimpin masa depan.

Sebagai penutup, Funmi menyampaikan keinginan kuat untuk memperluas dampak kehadiran King’s College di Indonesia. “Kami berharap tidak hanya menjangkau mahasiswa Indonesia, tetapi juga menarik pelajar dari kawasan seperti Malaysia dan Asia Tenggara lainnya ke Malang. Kami melihat Malang bukan hanya sebagai kampus, tetapi sebagai fondasi untuk ekosistem regional pendidikan yang inklusif dan kolaboratif,” tutup Funmi.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif