Mendiktisaintek Siap Tindaklanjuti Rekomendasi Raker Perguruan Tinggi se-Papua
Sorong – Sebagai bagian dari agenda penguatan mutu dan kolaborasi pendidikan tinggi di kawasan timur Indonesia, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIV Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggelar Rapat Kerja (Raker) Pimpinan Yayasan dan Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Lingkungan LLDikti Wilayah XIV Tahun 2025 pada Jumat, (4/7) di Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Kegiatan ini merupakan forum koordinasi strategis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan penyelenggara pendidikan tinggi swasta guna merumuskan arah kebijakan bersama. Raker ini dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto serta turut mengundang Gubernur Papua Barat Daya, pimpinan pemerintah daerah (pemda), dan pimpinan yayasan/PTS se-Papua.
Dalam sambutannya, Menteri Brian menegaskan bahwa Kemdiktisaintek akan langsung menindaklanjuti hasil rekomendasi Raker secara konkret. Ia menyoroti pentingnya menghadirkan program studi yang relevan dengan kekayaan sumber daya dan kebutuhan masyarakat Papua.
“Pak Gubernur, sebelum membuka PTN, supaya cepat, PSDKU saja, tahun depan sudah bisa langsung rekrut untuk prodi-prodi yang tidak ada di PTS-nya,” ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa kementerian siap menunjuk kampus-kampus besar seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM, dan lainnya sebagai pembina untuk mendampingi pelaksanaan program studi baru tersebut. Selain itu, komitmen tersebut juga diperkuat dengan pendekatan berbasis kemitraan yang ditawarkan Kementerian kepada para kepala daerah. Menteri Brian mengajak pemda untuk berani mengalokasikan beasiswa daerah tanpa ragu, karena Kementerian siap mendukung dan memfasilitasi. Ia menambahkan bahwa upaya bersama ini tidak hanya soal angka partisipasi kasar, tetapi juga soal keadilan dan kesetaraan akses bagi seluruh anak bangsa, khususnya di tanah Papua.
Rekomendasi utama yang disampaikan dalam Raker tersebut mencakup lima poin strategis. Pertama, percepatan pembukaan program studi berbasis potensi daerah seperti pertambangan, energi, dan kemaritiman. Kedua, penguatan pendanaan pendidikan tinggi melalui skema gotong royong antara pusat dan daerah. Ketiga, pendirian kampus negeri atau PSDKU di wilayah yang belum terjangkau PTS maupun PTN. Keempat, peningkatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) melalui kemitraan dengan perguruan tinggi unggulan nasional. Kelima, sinkronisasi data dan pemetaan kebutuhan pendidikan tinggi berbasis wilayah adat dan konteks lokal.
Langkah Menteri Brian menuai apresiasi dari peserta Raker yang melihat komitmen nyata pemerintah pusat untuk membangun ekosistem pendidikan tinggi di Tanah Papua. Dalam sesi pleno, Menteri Brian bahkan menyatakan keterbukaannya untuk menetap lebih lama di Papua karena merasakan kehangatan dan semangat kolaboratif yang kuat.
“Saya merasa sangat berada seperti di rumah sendiri ketika saya tiga hari ini berkunjung ke Papua. Terus terang tadi saya sampaikan, saya merasa jatuh cinta dengan Papua,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan penghargaan mendalam kepada para dosen dan pengelola PTS atas dedikasi mereka dalam mencerdaskan generasi mutiara Papua. “Para pengelola perguruan tinggi, bahwa peran Bapak-Ibu ini sangat strategis, peran Bapak-Ibu semua ini sangat mulia, mencerdaskan anak-anak bangsa.Itu adalah peran yang akan terus diingat-ingat oleh anak didik yang kita luluskan sampai kapanpun. Jadi mutiara-mutiara ini yang akan memajukan tanah Papua itu adalah bersumber atau hasil gemblengan, hasil didikan Bapak-Ibu semua,” ungkapnya.
Senada hal itu, Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, menyampaikan dukungan penuh atas komitmen Kemdiktisaintek dalam memperluas akses pendidikan tinggi di tanah Papua.
Menurutnya, kehadiran kampus negeri juga sangat penting untuk membuka prodi-prodi unggulan dan mendorong peningkatan SDM lokal. Gubernur Elisa juga menyebut bahwa sebagian infrastruktur dan lahan telah tersedia, termasuk gedung, sarana prasarana, serta staf.
“Kami siap berkolaborasi dengan ITB, UI, IPB, dan universitas lain agar proses pendiriannya bisa dipercepat,” tambahnya.
Di sisi lain, Kepala LLDIKTI Wilayah XIV Kemdiktisaintek, Suriel Semuel Mofu, turut menyoroti berbagai tantangan serius yang dihadapi pendidikan tinggi di Tanah Papua, khususnya keterbatasan ekonomi mahasiswa. Ia memaparkan bahwa dari sekitar 60 ribu mahasiswa di PTS, hanya 27 ribu yang aktif kuliah, sementara sisanya terpaksa berhenti karena alasan biaya.
Mofu juga menyebutkan bahwa pemerintah pusat telah mengalokasikan beasiswa setiap tahunnya. Namun, menurutnya, perlu juga dukungan pemerintah daerah untuk menambah program beasiswa tersebut agar lebih banyak lagi anak Papua yang bisa mengenyam pendidikan yang layak. “Kami mengusulkan agar Pemda juga bisa membuat program KIP Daerah,” tegasnya.
Rapat Kerja LLDIKTI Wilayah XIV Papua ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari unsur pemerintah daerah, lembaga legislatif, forkompimda, serta pimpinan lembaga pendidikan tinggi. Kehadiran berbagai tokoh ini mempertegas komitmen bersama dalam mendukung kemajuan pendidikan tinggi di Tanah Papua.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif