Mendiktisaintek Apresiasi Program Beasiswa BSI: Kemaslahatan dari Pendidikan Berkelanjutan
Jakarta–Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, bersama Kepala Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi, Henry Tambunan, menerima perwakilan penerima Beasiswa Bank Syariah Indonesia (BSI) di Kemdiktisaintek, Rabu (28/5).
Sebanyak 10 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri hadir sebagai penerima manfaat beasiswa, antara lain Salma, Ali, dan Haikel dari Universitas Indonesia (UI); Firdaus, Majid, dan Isnayya dari Institut Teknologi Bandung (ITB); Ayu dan Nisrina dari Institut Pertanian Bogor (IPB); Farid dari Universitas Gadjah Mada (UGM); serta Mujahid dari Universitas Diponegoro (Undip).
Dalam sambutannya, Menteri Brian mengapresiasi komitmen BSI melalui BSI Maslahat dalam menyediakan bantuan pembiayaan pendidikan yang tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga mendampingi mahasiswa dengan kesempatan magang di BSI, pembinaan kepemimpinan diri, pelatihan ekonomi keuangan syariah, mentorship dengan pimpinan BSI, dan kesempatan mengikuti social project.
“Kami mengapresiasi BSI, melalui BSI Maslahat yang tidak hanya memberikan beasiswa, tetapi juga mentoring dan pendampingan. Ini adalah model kemaslahatan yang dapat menjadi contoh dan stimulus bagi perusahaan lain,” ujar Menteri Brian.
Mendiktisaintek juga menambahkan bahwa meskipun pemerintah telah menyediakan KIP Kuliah dalam jumlah besar, kebutuhan akan beasiswa dari berbagai sektor masih sangat tinggi.
BSI menekankan bahwa beasiswa ini bukan hanya bentuk bantuan biaya, tetapi juga bentuk komitmen BSI yang hadir tidak hanya sebagai Sahabat Finansial, tapi juga Sahabat Sosial dan Sahabat Spiritual. Sejak 2021, lebih dari 8.000 mahasiswa di 100 kampus seluruh Indonesia telah menerima manfaat dari program ini.
“Kami lebih bersyukur di hari-hari ketika kami bisa bertemu langsung dengan para penerima beasiswa,” ujar Ketua Umum Pengurus Yayasan BSI Maslahat, M. Misbahul Munir
Dalam acara tersebut, ditampilkan kisah para awardee yang menggambarkan perjuangan mereka dalam menempuh pendidikan. Haikel misalnya, tinggal di gang sempit Jakarta dan berhasil lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Ayu, yang merupakan anak seorang pengepul sampah, berjalan kaki sejauh satu kilometer setiap hari dan terbiasa mengolah sampah logam atau metal sejak kecil hingga akhirnya diterima di program studi Teknik Metalurgi dan Material, sesuai dengan mimpinya.
“Saya dulu juga penerima beasiswa. Saya percaya beasiswa ini sangat berharga dan bisa mengubah hidup. Maksimalkan kesempatan ini. Ekonomi bukan penghalang untuk cita-cita,” tegas Menteri Brian.
“Finansial bukanlah masalah. Yang penting adalah tekad dan keinginan,” tutup Menteri Brian.
Selain dihadiri Ketua Umum Pengurus Yayasan BSI Maslahat, M. Misbahul Munir, pertemuan ini juga dihadiri perwakilan Key Opinion Leader (KOL) BSIS, Imam Santoso, Tim BSI Scholarship, dan Tim Program Marcom BSI Scholarship.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif