close

Mahasiswa dan Dosen UMRAH Wujudkan Pengabdian Nyata Lewat Program Kemdiktisaintek: Dari Hatchery hingga Produk Mangrove untuk Ekonomi Desa

Tanjungpinang–Melalui program-program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), seperti Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM), dan Matching Fund, mahasiswa dan dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) berhasil menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat pesisir dan kepulauan di Kepulauan Riau, Jumat (25/4).

Salah satu keberhasilan program PPK Ormawa ditunjukkan oleh Indah Paramaida, mahasiswa Program Studi Budi Daya Perairan. Di Kampung Madong, Indah membangun hatchery atau tempat pembenihan ikan dari lahan kosong untuk meminimalisir biaya produksi. 

“Biasanya pembudi daya harus membeli benih ukuran 8cm dengan harga mahal. Kami membesarkan benih dari ukuran 3cm menjadi 8cm agar masyarakat bisa menebar benih sendiri dan menekan biaya,” ujar Indah.

Kegiatan ini tidak hanya berdampak bagi masyarakat, tapi juga bagi mahasiswa. 

“Saya jadi belajar langsung dari masyarakat dan bisa memberi manfaat nyata. Tapi tentu kegiatan ini akan lebih maksimal jika didukung anggaran yang memadai,” tambah Indah.

Baca Juga :  Bakti Nyata Bagi Negeri, Alumni Program IISMA Terbitkan Buku Tentang Diplomasi Indonesia Dengan Negara-Negara Eropa Tengah dan Timur

Senada dengan Indah, Wulan, mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan UMRAH, memanfaatkan program magang dan PKKM untuk mengembangkan produk olahan mangrove di Desa Kampung Resun. Bersama timnya, ia menciptakan produk inovatif berupa sirup dan dodol dari buah mangrove yang semula hanya digunakan sebagai campuran sambal. 

“Desa ini belum memiliki oleh-oleh khas. Produk ini kami desain hingga kemasannya untuk menambah nilai jual dan meningkatkan pendapatan warga,” terang Wulan. 

Dosen Magister Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Febrianti Lestari, menyatakam bahwa beberapa produ? inovasi akan dipamerkan di MTQ tingkat provinsi. UMRAH, menjelaskan bagaimana hibah penelitian dari Kemdiktisaintek memberi ruang pengembangan riset dan pengabdian. Melalui program Matching Fund, ia membina kelompok masyarakat dalam peningkatan ekonomi berbasis pelestarian hutan darat dan pesisir. 

“Kami mendampingi kelompok masyarakat untuk membangun ekowisata, meningkatkan kapasitas dalam carbon accounting, hingga menginisiasi sekolah alam sebagai bentuk keberlanjutan,” jelas Febrianti.

Antusiasme juga datang dari masyarakat. Ketua Pokdakan Maju Mandiri Kampung Madong, Hamzah mengaku senang mendapat pelatihan langsung dari mahasiswa dan dosen UMRAH. 

Baca Juga :  Ini Dia Tiga Layanan Publik Ditjen Diktiristek yang Ombudsman tetapkan Masuk Zona Hijau

“Kami jadi tahu cara cek kualitas air, mengenali penyakit ikan, dan dibantu seminar untuk kerja sama dengan kampus,” ujar Hamzah.

Dosen Prodi Budi Daya Perairan, Shavika Miranti menekankan pentingnya keberlanjutan program seperti PPK Ormawa ini. 

“Kami melakukan pendampingan intensif kepada pembudi daya, termasuk membuat kolam terpal untuk pembesaran benih. Kampus hadir sebagai solusi atas permasalahan masyarakat,” jelas Shavika. 

Ia menambahkan bahwa riset dosen dan mahasiswa harus terus didorong agar tidak berhenti sebagai pengetahuan, tetapi sampai tahap hilirisasi yang memberi dampak nyata.

UMRAH menunjukkan bahwa kolaborasi antara kampus dan masyarakat dapat menjadi kunci pemerataan akses, penguatan potensi lokal, dan peningkatan kualitas hidup di wilayah kepulauan. Dengan dukungan penuh dari Kemdiktisaintek dan Pemda, harapannya program-program serupa dapat terus berlanjut dan berkembang di masa mendatang.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif