close

Lewat KIP-Kuliah, Cita-cita Adreas Hidupkan Kembali Puskesmas di Kampungnya

Jayapura – Serui. Pesisir Pulau Yapen itu dikenal sebagai tanah kelahiran sederet pesepak bola andal Indonesia.

Di saat banyak anak seusianya bermimpi menjadi pahlawan si kulit bundar dan mendapat riuh tepuk tangan dari atas tribun. Adreas Wayangkau mengambil pilihan yang tak lazim sejak di bangku SMP, menjadi tenaga kesehatan.

Bukan tanpa alasan mimpi ini dia pahat, di atas prasasti bernama cita-cita. Di usia belia itu, Adreas ditampar pahitnya kenyataan, kala malaria mencoba merobohkan tubuhnya. 

“Sejak itu saya langsung bercita-cita ingin jadi tenaga kesehatan, agar tidak ada lagi orang di kampung saya yang merasakan sakit yang saya rasakan,” kata Adreas.

Waktu berlalu begitu cepat, di penghujung SMA, mimpi itu menagih janji Adreas. Sayang, anak yang dibesarkan oleh peluh seorang nelayan tangguh Pulau Yapen itu harus menghadapi kenyataan pahit. Tidak ada biaya untuk kuliah.

Baca Juga :  Mendiktisaintek Buka Peluang bagi UMKM untuk Berkiprah melalui Pendidikan Tinggi

Tapi semesta tidak pernah berkhianat pada siapapun yang bersungguh-sungguh. Sang kakak, yang telah lebih dulu mengenyam bangku kuliah, merangkul Andreas hangat, sembari berbisik, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah bisa menjadi solusi. Adreas bisa kuliah.

Kemudian, menggenggam dua lembar merah ratusan ribu bersama satu kantong sagu penuh dan teh panas, hatinya tak gentar sekalipun saat  menyeberangi garangnya ombak Laut Papua selama 19 jam menuju Kota Jayapura.

Menyambung hidup dari modal seadanya, perjalanan Adreas di ibu kota tak berjalan mulus. Otaknya berpikir keras. Sebersit ide muncul untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan menawarkan jasa menutupi jok motor di pangkalan ojek. Nominalnya kecil, namun cukup untuk menyambung hidupnya hari ke hari.

Baca Juga :  Kemdiktisaintek Dorong Transformasi Kelembagaan PTNBH yang Mandiri melalui Regulasi Pendanaan Inovatif

Kesabaran itu berbuah manis, Adreas berhasil menjemput nasib baik. KIP-K, menunaikan janjinya, sedikit lagi. Melalui telepon genggam, kabar baik itu menggaung di kampungnya.

“Keluarga senang, orang tua bilang sekarang karena sudah dapat beasiswa harus belajar bersungguh-sungguh dan kembali ke kampung,” kenang Adreas sekali lagi.

Hingga detik ini, Adreas masih memegang erat janji dan komitmennya. Upayanya selalu gigih sambil berharap nanti toga wisuda memisahkannya dengan ruang kelas program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Cenderawasih. 

Menurut Adreas, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, bukan hanya solusi agar bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya, tapi jalan membangun dampak baik bagi seluruh penjuru negeri.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi 

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif