close

KSTI 2025: Kolaborasi untuk Perkuat Tol Laut Nasional

Bandung-Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 menghadirkan berbagai sesi paralel yang berlangsung Kamis–Sabtu (7–9/8/2025) di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) dan Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Salah satu sesi membahas potensi dan tantangan logistik transportasi maritim Indonesia, mengangkat tema “Tol Laut dan Sistem Logistik Nasional: Intervensi Teknologi” di Auditorium Freeport, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, Sabtu (9/8).

Acara ini menghadirkan perwakilan akademisi, pelaku industri, dan pemerintah. Topik yang diangkat meliputi regulasi, tantangan industri maritim, serta solusi berbasis teknologi untuk mengurangi kecelakaan laut yang kerap terjadi di perairan Indonesia.

Pembicara pertama, Setyo Nugroho dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), memaparkan pentingnya integrasi sistem logistik dan transportasi laut. Ia menyoroti tingginya angka kecelakaan kapal akibat cuaca ekstrem, perubahan iklim, dan perhitungan muatan yang masih dilakukan secara manual.

Baca Juga :  Lebih Aman dan Alami, Vaksin Unggas Ini Pakai Tanaman Meniran

Sebagai solusi, Setyo memperkenalkan Pranala: I-Stow, teknologi pengaturan muatan kapal yang dapat meminimalkan kesalahan manusia, menurunkan premi asuransi, serta mengurangi risiko kesalahan nakhoda.

“Digitalisasi tidak akan menggusur laut atau industri pelayaran. Justru yang tidak memanfaatkannya yang akan tergusur,” katanya.

Sementara itu, perwakilan dari Kementerian Perhubungan, Yulianti memaparkan program Tol Laut yang difokuskan untuk wilayah timur Indonesia, terutama daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Tujuannya, menekan disparitas harga kebutuhan pokok, memperlancar distribusi logistik, dan memangkas biaya angkut yang masih tinggi.

Namun, Yulianti mengakui program ini masih menghadapi sejumlah kendala, mulai dari penurunan harga barang yang belum merata, ketiadaan indikator kinerja pelabuhan, hingga tingginya permintaan daerah untuk dilayani Tol Laut.

Diskusi panel turut menghadirkan pula Kuncoro Harto Widodo dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Saut Ginting dari Institut Sepuluh Nopember (ITS).

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Jalin Kerja Sama dengan BNI untuk Dukung MBKM

Kuncoro menegaskan bahwa teknologi seharusnya mendukung manusia, bukan menggantikannya. Sementara itu, Saut menilai strategi Tol Laut perlu disesuaikan, termasuk penggunaan kapal multipurpose yang mampu mengangkut hasil perikanan dan bersandar di perairan dangkal di daerah 3T.

“Teknologi kapal harus berubah. Seharusnya multipurpose, agar lebih sesuai dengan kebutuhan kargo dari daerah 3T,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi wadah bertemunya ilmuwan, pelaku industri, dan pemerintah untuk bertukar pandangan dan rekomendasi. Melalui paparan pakar dan diskusi panel, KSTI 2025 menegaskan komitmennya mendorong pemerataan ekonomi melalui teknologi dan inovasi, serta memperkuat kolaborasi dalam mencari solusi atas tantangan nasional.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara