close

KSTI 2025: Dorong Peta Jalan Indonesia Menuju Kepemimpinan AI dan Semikonduktor

Bandung–Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 menghadirkan sesi diskusi paralel bertema “Peta Jalan Indonesia Menuju Kepemimpinan AI dan Semikonduktor” di Gedung Aula Timur, Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (9/8). 

Para pakar akademisi, pelaku industri, dan perwakilan pemerintah memaparkan strategi lintas sektor untuk mengakselerasi pengembangan kecerdasan artificial intelligence (AI) dan semikonduktor. Hal ini dicapai dengan perancangan roadmap atau peta jalan untuk menyambut Indonesia Emas 2045.

Pakar Natural Language Processing dari ITB, Ayu Purwarianti menyebutkan, bahwa AI merupakan salah satu teknologi masa depan dalam visi Indonesia Digital 2045, sejajar dengan Internet of Things (IoT), blockchain, metaverse, dan quantum computing

“Apakah kita hanya mau menjadi pengguna, atau ikut membangun? Harapannya, dalam visi Indonesia Emas 2045, kita bisa memperkuat daya saing global,” ujar Ayu.

Ayu menekankan perlunya peta jalan yang mencakup etika, kebijakan, pembiayaan, riset dan inovasi industri, pengembangan talenta, serta infrastruktur dan data. Ayu juga menegaskan bahwa kolaborasi strategis antara akademisi, industri, lembaga riset, dan investor menjadi fondasi ekosistem AI yang etis dan berdaya saing global.

Baca Juga :  Kemdiktisaintek Gelar Pelatihan Talenta Muda bagi Guru Pembimbing

Dari sisi industri, Direktur Utama PT Xirka Dharma Persada, Sylvia Sumarlin berbagi perjalanan panjang membangun semikonduktor lokal sejak 2007 melalui penguatan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, kerangka regulasi, hingga penetrasi pasar. 

“Industri swasta harus mendukung akademisi agar karya-karya mereka dapat digunakan masyarakat. Kita harus mandiri dan tidak sekadar menjadi target pasar,” tegas Sylvia.

Selain itu, Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Vivi Yulaswati, menyoroti pentingnya membangun ekosistem semikonduktor sebagai penopang adopsi AI di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan manufaktur. 

Saat ini, kontribusi ekonomi digital Indonesia baru mencapai 4 persen dan ditargetkan menjadi 11 persen pada 2030 mendatang. Peta jalan semikonduktor mencakup pengembangan SDM, rantai pasok, riset, dan industrialisasi, dengan fokus pada alur bernilai tambah tinggi: materials, design, fabrication (front-end), hingga akhirnya memasuki tahap Assembly, Test, and Packaging (ATP).

Baca Juga :  Kemdiktisaintek Berkomitmen Evaluasi Menyeluruh: Tidak Ada Toleransi terhadap Kekerasan Seksual

Sementara itu, perwakilan PT Indonesia Chip Design and Education Center (ICDEC) dari Universitas Prasetiya Mulya, Rochmat Febrianto memaparkan strategi fabless untuk memaksimalkan inovasi tanpa beban investasi pabrik. ICDEC fokus menghubungkan talenta perguruan tinggi dengan industri, mengembangkan pasar potensial seperti smart card, kendaraan listrik, perangkat kesehatan, dan smart meter, serta mendorong program pengembangan talenta seperti magang besertifikasi di bidang semikonduktor.

Diskusi pada KSTI 2025 ini menegaskan bahwa kepemimpinan Indonesia di bidang AI dan semikonduktor memerlukan visi jangka panjang, investasi strategis, dan sinergi multisektor. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya membangun kedaulatan teknologi dan memperkuat daya saing global menuju Indonesia Emas 2045.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara