close

Kolaborasi Berdampak: UNIMA dan USK lakukan Knowledge Exchange dan Nota Kesepahaman Pengembangan Minyak Nilam

Banda Aceh — Universitas Negeri Manado (UNIMA) dan Universitas Syiah Kuala (USK) resmi menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan komoditas unggulan nasional, khususnya minyak nilam. Kolaborasi ini ditandai dengan kegiatan knowledge exchange serta penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Balai Senat USK pada Rabu (4/6). Kegiatan ini turut dihadiri oleh Dirjen Dikti, Khairul Munadi dan Irjen Kemdiktisaintek, Chatarina Muliana.

“(Kolaborasi) ini sangat bagus, PTN-BH tidak hanya memberikan dampak langsung ke masyarakat, tetapi juga ke PT lainnya agar bisa berjalan bersama-sama,” jelas Irjen Catharina.

Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya membangun ekosistem riset dan inovasi yang berdampak langsung terhadap masyarakat, sekaligus memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Fokus kerja sama antara UNIMA dan USK meliputi pengembangan minyak nilam dari hulu ke hilir, mulai dari penelitian, produksi, hingga pemberdayaan masyarakat dan penciptaan lapangan kerja.

“Dalam konteks kampus berdampak, kolaborasi ini menjadi langkah penting. Tidak hanya memperkuat riset dan inovasi, tetapi juga menyasar ekosistem sosial-ekonomi masyarakat sehingga menjadi kolaborasi yang berdampak,” ujar Dirjen Dikti Khairul Munadi.

Kerja sama ini juga membuka peluang pertukaran mahasiswa antara kedua universitas, sebagai bagian dari pendekatan kolaboratif dalam pengembangan kapasitas dan jejaring akademik. 

Serangkaian kegiatan knowledge exchange ini juga mencakup kunjungan ke USK Store, Atsiri Research Center (ARC), serta peninjauan langsung ke lahan para petani nilam di Desa Teuladan, Lembah Seulawah. Melalui kunjungan ini, para peserta mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan secara langsung proses hilirisasi hasil pertanian, sekaligus memahami tantangan dan potensi yang dihadapi para petani di lapangan.

Baca Juga :  Upaya Tingkatkan Mutu Pendidikan Tinggi di Aceh, Kemdikbudristek Bangun Gedung Perkuliahan Unimal

“Jujur saja, kami terharu sekaligus berterima kasih atas adanya program desa binaan dari USK ini. Warga benar-benar diberdayakan dan merasakan langsung dampak dari budi daya nilam,” ungkap salah satu petani nilam di Desa Teuladan.

Lebih lanjut, Ketua ARC menegaskan akan mengawal dan mendampingi kerja sama ini dengan sangat serius, tidak hanya pada aspek budi daya, tetapi juga hingga produk siap dipasarkan.

“Kami siap berkolaborasi dari awal proses, mulai dari bibit hingga produk akhir, from seed to seal, agar inovasi ini benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Syaifullah Muhammad.

Ke depan, UNIMA dan USK akan mengembangkan program bersama yang berorientasi pada pemberdayaan berbasis riset. USK, melalui Atsiri Research Center (ARC), akan terus mendampingi dan memberikan dukungan keilmuan serta inovasi dalam pengembangan komoditas nilam. Dukungan ini mencakup akses ke jaringan lokal, nasional, hingga internasional, guna memperluas manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Kami sangat optimis dengan kolaborasi ini. Tentunya, dengan bantuan dari USK dan ARC, kami harap bisa memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat di Sulawesi Utara,” jelas Rektor UNIMA, Joseph Philip Kambey.

Baca Juga :  Kampus Mengajar  Anggaran Kedua; Dikti Akan Rekrut 17.000 Ribu Mahasiswa

Keunggulan USK dalam sumber daya manusia, riset, dan inovasi akan terus didedikasikan bagi kemajuan masyarakat. Menurut Rektor USK, model inovasi hulu-hilir yang diterapkan pada nilam terbukti mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, dan sangat potensial untuk direplikasi pada komoditas unggulan lainnya seperti padi, jagung, pala, sereh wangi, dan lainnya.

“Kami juga sudah melakukan hilirisasi dengan industri. Jadi, ini semacam konsep Science Techno Park (STP), tetapi tidak berada dalam satu lokasi. Secara inovasi dan ekosistem, semua komponennya sudah tersedia,” ujar Rektor USK, Marwan.

Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi langsung bagi pembangunan nasional, melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan, inovasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Sebagai penutup, Dirjen Dikti mengutip perkataan Ki Hajar Dewantara, “Ilmu harus berpijak pada tanah airnya sendiri dan menyinari kehidupan rakyatnya.” Maka, mari kita terus jaga semangat kolaborasi ini agar api pengetahuan tidak hanya menyala di laboratorium, tetapi juga menghangatkan dapur masyarakat, menerangi jalan petani, dan mengangkat martabat bangsa,” tutup Khairul Munadi.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif