close

Kiprah Peneliti Muda Indonesia melalui Kolaborasi Riset Luar Negeri

Jakarta, 12 Agustus 2023 – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat gelar wicara dengan tema “Sharing Kegiatan Lindau Nobel Laureate Meeting dan Penelitian Kerja Sama Luar Negeri” yang menghadirkan dua narasumber, I Ketut Aria Pria Utama yang akrab dipanggil Ikap dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Agnes Rosarina Prita Sari dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangkaian Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang ke-28 Tahun 2023 di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (12/8/2023).

Dalam riset yang dilakukan oleh Ikap berupa kolaborasi internasional antara ITS dan Universitas Pattimura bersama dengan University College London (UCL) telah meraih penghargaan RINA-LR Maritime Safety Award 2023 yaitu pengembangan aplikasi pemantauan stabilitas kapal ikan nelayan saat berlayar, yang diberi nama aplikasi Kora Kora. RINA-LR merupakan penghargaan tahunan yang diberikan oleh The Royal Institution of Naval Architects (RINA), asosiasi profesional bidang kemaritiman terbesar di dunia berlokasi di London bekerja sama dengan Llyod’s Register Marine and Shipping. Aplikasi Kora Kora didesain untuk dapat digunakan oleh para nelayan secara praktis, mudah, efektif, dan terjangkau. Aplikasi ini menggunakan smart phone dengan memanfaatkan fitur sensor accelerometeter, gyroscope dan GPS. Kora Kora secara otomatis membaca gerakan kapal dan memberikan isyarat kondisi kapal dengan menggunakan warna tanpa menggunakan koneksi internet.

Baca Juga :  Begini Cara Guru Besar ITS Pulihkan Fungsi dan Energi Limbah untuk Ekonomi Sirkular

Agnes Rosarina Prita Sari yang akrab disapa Ita menjelaskan riset yang dilakukannya tentang karakterisasi stem cell atau sel punca yang berada pada akar rambut telah membawanya untuk menjadi salah satu delegasi ilmuwan muda Indonesia pada 72nd Lindau Nobel Laureate Meeting.

Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, M. Faiz Syuaib mengapresiasi para ilmuwan yang telah berkiprah melalui kolaborasi riset luar negeri dan menjelaskan bahwasanya tidak ada kehidupan tanpa perubahan, “technology is the way we deal with the problem, the way we deal with the constraint, the way we push to the possibility”, di mana untuk menghasilkan teknologi kita memerlukan pemahaman apa yang menjadi permasalahan kita, apa yang menjadi potensi kita, dan bagaimana solusi untuk memecahkan permasalahan melalui eksplorasi berupa riset yang berkualitas.

Baca Juga :  PEMBIMBINGAN SELF ASSESSMENT MENUJU PREDIKAT WBK DAN WBBM

Lebih lanjut Faiz menjelaskan, “possesion tidak lebih penting dibanding utilities, artinya, kolaborasi diperlukan pada saat resources suatu negara semakin berkembang dan membutuhkan utilisasi”. Menutup acarasesi kedua di hari kedua peringatan Hakteknas ini, Faiz menegaskan, “ilmuwan tidak bisa bekerja sendiri, diperlukan engaged dengan ilmuwan lainnya melalui kolaborasi internasional, Lindau Nobel Laureate menjadi ajang untuk memberikan motivasi dan inspirasi para peneliti muda Indonesia”. Harapan Faiz di tahun-tahun mendatang akan lebih banyak lagi ilmuwan muda melakukan riset yang memberikan pemecahan berbagai masalah di masyarakat melalui kolaborasi riset dengan peneliti baik di dalam negri maupun di luar negeri. (IR)

Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

#Hakteknas2023
#Talenta RisetDanInovasiUntukIndonesiaEmas2045