close

Realisasikan Diktisaintek Berdampak: Kemdiktisaintek Salurkan Rp1,47 Triliun untuk Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Jakarta — Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong riset dan pengabdian yang berdampak nyata bagi masyarakat. Sebesar Rp1,47 triliun resmi disalurkan untuk mendukung pelaksanaan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi pada Tahun Anggaran 2025. Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi nasional dalam mewujudkan visi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, serta mempercepat pencapaian menuju Indonesia Emas 2045.

Komitmen tersebut ditegaskan dalam kegiatan Penandatanganan Kontrak Pelaksanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, yang diselenggarakan di Auditorium Graha Diktisaintek, Jakarta, pada Rabu (28/5) dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kemdiktisaintek.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, dalam sambutannya menegaskan bahwa pendanaan ini merupakan stimulus awal untuk mendorong kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan. “Kami berharap Bapak dan Ibu peneliti tidak hanya bergantung pada dana hibah, tetapi juga proaktif menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah, dunia industri, mitra internasional, dan PTNBH. Dengan sinergi yang lebih luas, riset kita akan tumbuh lebih maju, relevan, dan berdampak nyata,” ujar Menteri Brian.

Peningkatan partisipasi dan kualitas menjadi sorotan utama dalam pelaksanaan program tahun ini. Lebih dari 50.000 proposal penelitian dan hampir 10.000 proposal pengabdian telah diajukan melalui platform BIMA. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16.460 proposal penelitian dari 1.503 perguruan tinggi berhasil memperoleh pendanaan senilai Rp1,285 triliun. Sementara itu, 4.126 proposal pengabdian dari 867 perguruan tinggi didanai sebesar Rp185,478 miliar, yang tersebar di seluruh 38 provinsi.

Baca Juga :  Mewujudkan Ekosistem Reka Cipta Yang Berkelanjutan

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menyatakan bahwa tren peningkatan ini mencerminkan semangat kompetisi sehat di kalangan sivitas akademika.

“Kami sedang membangun paradigma baru, yaitu Diktisaintek Berdampak. Riset bukan sekadar angka publikasi, tetapi kekuatan strategis bangsa. Tidak akan ada pertumbuhan ekonomi tanpa inovasi teknologi,” tegas Wamen Stella.

Ia juga menegaskan bahwa hasil riset harus selaras prioritas nasional yang telah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, antara lain ketahanan pangan, energi, air, serta hilirisasi industri. “Yakinlah bahwa publikasi Bapak dan Ibu adalah kontribusi nyata untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” lanjutnya.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman, menekankan pentingnya riset yang menghasilkan dampak nyata di tengah masyarakat. “Kita ingin melihat riset yang hidup di desa-desa, memberi daya pada komunitas, mendorong kemandirian dan inovasi lokal, serta memberi manfaat ekonomi dan sosial yang konkret,” ujarnya. Fauzan juga menyoroti pentingnya hilirisasi dan kolaborasi strategis dengan industri dalam membangun ekosistem riset nasional yang kuat dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari upaya pemerataan, Kemdiktisaintek menerapkan pendekatan klasterisasi strategis dalam penyaluran pendanaan. Skema ini dirancang berdasarkan kapasitas kelembagaan, rekam jejak, dan potensi masing-masing perguruan tinggi—mulai dari klaster binaan hingga mandiri. Model ini memastikan akses yang adil dan inklusif di seluruh wilayah Indonesia, sekaligus mendorong penguatan kapasitas kelembagaan secara berkelanjutan.

Baca Juga :  Mendikbudristek dan Menkes Menandatangani SKB Peningkatan Kuota Program Kedokteran dan Dokter Spesialis melalui Sistem Kesehatan Akademik

Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, I Ketut Adnyana, menegaskan bahwa setiap rupiah dari anggaran negara harus memberi nilai tambah. “Riset dan pengabdian harus menghasilkan keadilan sosial yang nyata. Kami ingin memastikan bahwa seluruh dana publik benar-benar hadir dan memberi dampak langsung di tengah masyarakat,” tegasnya.

Sebagai bagian dari penguatan ekosistem pendidikan tinggi yang solutif, Kemdiktisaintek juga mengembangkan program strategis seperti Program Kosabangsa dan Program Mahasiswa Berdampak. Program Kosabangsa menjadi sarana kemitraan antara perguruan tinggi dan masyarakat di wilayah tertinggal, rawan bencana, dan daerah dengan kemiskinan ekstrem. Sementara Program Mahasiswa Berdampak mendorong kontribusi nyata mahasiswa, khususnya BEM, dalam mengatasi persoalan sosial di akar rumput.

Kemdiktisaintek juga terus memperkuat sinergi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) guna mendukung pengembangan riset unggulan yang berkelanjutan. Kolaborasi ini menjadi jembatan strategis antara ilmu pengetahuan, kebijakan publik, dan kesejahteraan rakyat.

Melalui pendekatan yang inklusif, terukur, dan berorientasi pada solusi, Kemdiktisaintek menegaskan bahwa riset dan pengabdian bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan motor penggerak transformasi bangsa. Keduanya memperkuat Tridarma Perguruan Tinggi, sekaligus menempatkan sains dan teknologi sebagai fondasi bagi Indonesia yang berdaulat, adil, dan sejahtera menuju 2045.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif