close

Kemdiktisaintek Pacu Andil Kampus untuk Wujudkan Ketahanan dan Keberlanjutan Lingkungan

Jakarta-Perubahan iklim, urbanisasi tanpa kendali, serta eksploitasi sumber daya alam secara masif terus menekan kualitas lingkungan hidup Indonesia. Di tengah tantangan tersebut, perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai pusat inovasi, edukasi, dan pembentukan karakter bangsa dalam menghadirkan solusi berbasis ilmu pengetahuan dan nilai moral.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan mendorong perguruan tinggi untuk ikut serta berperan aktif dalam mengatasi persoalan lingkungan di daerah masing-masing. Hal itu disampaikannya dalam Forum Rektor Perguruan Tinggi 2025: Kolaborasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada Senin (28/07). Forum yang diikuti oleh 41 pimpinan perguruan tinggi dari seluruh wilayah Indonesia tersebut bertujuan memperkuat kolaborasi kampus dalam mendukung kebijakan lingkungan nasional.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), emisi gas rumah kaca Indonesia pada tahun 2022 mencapai 1,8 miliar ton CO?e CO?e (karbon dioksida ekuivalen), meningkat dari tahun 2020. Produksi sampah nasional pada tahun 2023 tercatat sebesar 56,63 juta ton, namun hanya 39 persen yang berhasil terkelola. Sementara itu, lebih dari 150 kabupaten/kota masih mencatatkan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di bawah angka 65. Ketimpangan ini menandakan lemahnya daya dukung dan daya tampung lingkungan di berbagai daerah.

Baca Juga :  Kemdiktisaintek dan BKKBN: Perkuat Kolaborasi Strategis Pendidikan Tinggi untuk Pembangunan Kependudukan dan Keluarga

“Melalui Program Diktisaintek Berdampak yang digagas Pak Menteri Brian Yuliarto, kami berupaya mendorong kampus untuk ikut serta mengonsep dirinya menjadi bagian entitas sosial di mana tingkat kepedulian terhadap lingkungannya tinggi,” tegas Wamen Fauzan.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa keberhasilan kebijakan hanya mungkin tercapai melalui kontribusi sains yang kuat. Peran kampus sangat krusial dalam validasi dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), pengembangan teknologi pengelolaan sampah, penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), hingga edukasi lintas disiplin tentang keberlanjutan.

Data KLH/BPLH menunjukkan bahwa 12 persen permohonan izin lingkungan pada 2023 ditolak karena tidak memenuhi syarat daya dukung. Di sinilah perguruan tinggi dapat berkontribusi secara konkret melalui pemodelan spesial, pelatihan tenaga teknis daerah, hingga penyusunan dokumen pembangunan berbasis lingkungan.

Upaya ini sejalan dengan arah Presiden Prabowo Subianto melalui visi besar Asta Cita, Program hasil Terbaik Cepat (PHTC), dan Program Prioritas yang menempatkan pembangunan berkelanjutan dan ketahanan lingkungan sebagai pilar penting transformasi bangsa. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto juga telah menekankan pentingnya memperluas kolaborasi ilmiah lintas sektor melalui Diktisaintek Berdampak untuk mempercepat hasil riset yang dapat langsung diterapkan masyarakat dan industri, termasuk dalam isu lingkungan.

Baca Juga :  Tingkatkan Kompetensi Dosen di Bidang Penelitian dan Komersialisasi, Dikti Selenggarakan Talent Scouting dengan Perguruan Tinggi Irlandia

Oleh karena itu, Wamen Fauzan mengajak seluruh perguruan tinggi untuk terus membuka diri sebagai entitas sosial yang menjunjung tinggi nilai luhur bangsa dan memperkuat peran sebagai pelindung moralitas publik. Kolaborasi lintas kementerian dan lembaga akan terus diperluas, termasuk dalam rangkaian Hari Teknologi Nasional (Hakteknas) mendatang sebagai bentuk nyata dari komitmen kampus berdampak yang mendorong pembangunan berkelanjutan.

“Mari kita kawal lingkungan hidup dengan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan hanya dari yang kasat mata, tetapi juga dari nilai-nilai moral yang membentuk bangsa,” tutup Wamen Fauzan.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif