close

Kemdiktisaintek Dorong Penguatan Ekosistem Riset untuk Kemajuan Bangsa

Bandung—Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie menegaskan pentingnya penguatan ekosistem riset nasional melalui pendanaan yang memadai, regulasi yang mendukung, dan kolaborasi strategis antara pemerintah, universitas, dan industri. Hal ini dinyatakan dalam konferensi pers bersama dua narasumber di Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025: peraih Nobel, Brian Schmidt dan ilmuwan terkemuka, Chennupati Jagadish, dalam KSTI 2025 di Sasana Budaya Ganesa, Jumat (8/8).

“Tahun ini, Kemdiktisaintek berhasil meningkatkan dana riset hingga 50% untuk peneliti di perguruan tinggi. Dari sisi regulasi, kami berusaha memberikan insentif yang memungkinkan peneliti menerima pendanaan langsung saat mendapatkan research grant, serta menyederhanakan beban administratif baik bagi peneliti maupun industri,” jelas Wamen Stella.

Selain penguatan pendanaan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) juga menetapkan delapan bidang prioritas untuk riset nasional, meliputi ketahanan energi, ketahanan pangan, kemaritiman, kecerdasan buatan dan digitalisasi lintas sektor, serta hilirisasi. Pendekatan ini bertujuan mempercepat inovasi yang berdampak pada pembangunan ekonomi, sekaligus menciptakan rasa bangga terhadap capaian sains Indonesia. 

Baca Juga :  Ribuan Proposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Raih Pendanaan Ditjen Diktiristek

Sejalan dengan itu, Brian Schmidt menekankan pentingnya kemitraan yang terencana antara pemerintah dan kampus. Menurutnya, investasi jangka panjang yang diarahkan secara strategis dapat menciptakan lingkungan kolaboratif di mana industri dan peneliti bekerja bersama, sehingga hasil riset dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan memperkuat siklus pertumbuhan ekonomi.

“Sangat penting untuk pemerintah, industri, dan badan riset dapat bekerja dengan terstruktur. Pemerintah harus berinvestasi dalam bidang riset, karena hal ini akan sangat menguntungkan dalam jangka panjangnya,” kata Menteri Brian.

Jagadish menyatakan, dorongan semangat ilmiah dapat menumbuhkan minat generasi muda pada sains dan mendorong lahirnya inovasi yang membawa perubahan positif bagi kehidupan manusia. Hal ini merupakan bagian yang sangat penting dalam menumbuhkan ekosistem riset dalam masyarakat.

Baca Juga :  Plt. Ditjen Diktiristek Apresiasi Hasil Kerja dari Proyek AKSI ADB dan 4 in 1

“Tingkatkan paparan anak muda terhadap sains dan semangat riset. Ini penting, karena sains dan inovasi selalu membawa perubahan besar di dunia,” ujar Jagadish.

Kehadiran para ilmuwan dunia di KSTI 2025 menjadi peluang untuk membangun jejaring riset internasional, peningkatan paparan dunia riset, sains, dan teknologi terhadap masyarakat, terutama generasi muda. Dengan komitmen yang konsisten, kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal menuju peningkatan daya saing riset Indonesia di panggung global.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara