Kemdiktisaintek Dorong Kolaborasi Riset dan Pengabdian untuk Atasi Stunting dan Kemiskinan di NTT
Kupang—Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan mendukung penuh sinergi strategis antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah daerah dalam upaya pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayah Nusa Tenggara Timur. Dukungan ini ditunjukkan dalam Rapat Koordinasi Program KPT Kosabangsa dan KKN Tematik GENTASKIN (Gerakan NTT Tuntas Stunting dan Kemiskinan) yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah XV bersama mitra perguruan tinggi dan pemerintah daerah di Kupang (14/07).
Rapat Koordinasi ini dirancang sebagai forum sinergi dan sinkronisasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperkuat implementasi riset dan pengabdian di desa-desa sasaran. Melalui program Kosabangsa dan KKN Tematik GENTASKIN, seluruh pihak diundang untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting dan menghapus kemiskinan ekstrem di NTT secara konkret dan terukur.
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, I Ketut Adnyana, mewakili Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan dalam menyampaikan paparan kebijakan Kemdiktisaintek. Dalam sambutannya, Direktur Ketut menegaskan bahwa Kosabangsa merupakan wadah strategis untuk menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan riil masyarakat.
“Kosabangsa tidak hanya menjadi ruang kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, tetapi juga harus mampu mengidentifikasi dan mengkurasi permasalahan nyata di lapangan agar dapat ditangani secara solutif melalui keterlibatan akademisi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selain skema Kosabangsa yang melibatkan dosen dan perguruan tinggi, Kemdiktisaintek juga menghadirkan program Pengabdian Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang ditujukan untuk menumbuhkan peran aktif generasi muda dalam menyelesaikan persoalan sosial melalui kegiatan pengabdian langsung di masyarakat. Program ini diharapkan menjadi katalisator partisipasi mahasiswa dalam pembangunan berbasis kolaborasi dan empati sosial. Penguatan peta jalan riset juga terus dilakukan melalui pendekatan berbasis teknosains, perluasan di wilayah 3T, dan orientasi implementatif agar hasil riset tidak berhenti di jurnal ilmiah saja, tetapi benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan apresiasinya atas siner nyata yang dibgnun dalam kegiatan ini. “Atas nama pemerintah dan masyarakat NTT, saya mengapresiasi kerja keras LLDIKTI yang berhasil membuktikan bahwa kolaborasi berbagai pihak mampu mempercepat kemajuan daerah,” ungkapnya.
Gubernur Melki juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai mitra strategis pemerintah. “Saya melihat perguruan tinggi negeri dan swasta sangat berkomitmen untuk menjalankan arah kebijakan Kemdiktisaintek. Ini adalah bagian konkret dari apa yang sedang kita tuju bersama. Semoga kelak, hasil penelitian dari keberhasilan program ini dapat diakses secara luas dan dimanfaatkan secara maksimal. Kita dapat mengatasi stunting dan kemiskinan dengan menggerakkan kontribusi ekonomi melalui substitusi produk lokal dan dukungan aktif dari semua pihak,” ujarnya.
Senada dengan hal itu, Kepala LLDIKTI Wilayah XV Adrianus Amheka menegaskan bahwa komitmen terhadap Diktisaintek Berdampak harus diwujudkan dalam aksi nyata. “Kampus merupakan simpul pertumbuhan ekonomi dan penghasil sumber daya unggul. Melalui riset unggulan dan pengabdian yang terukur, kampus juga berperan sebagai katalisator kebijakan strategis pendidikan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan tinggi harus menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan di daerah, termasuk di NTT, demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” terangnya.
Sebagai penutup, Direktur Ketut menyampaikan apresiasi atas kolaborasi multipihak yang terjalin.“Kami mengapresiasi peran Wakil Gubernur, Anggota Komisi X DPR RI, jajaran pemerintah provinsi dan daerah, serta Kepala LLDIKTI Wilayah VIII, XII, dan XV atas komitmennya dalam mendorong riset dan pengabdian yang berdampak,” tutupnya.
Melalui kegiatan ini, Kemdiktisaintek menegaskan komitmennya untuk memperkuat kontribusi pendidikan tinggi terhadap pembangunan daerah secara langsung. Kolaborasi riset dan pengabdian tidak hanya menjadi solusi akademik, tetapi juga motor penggerak kesejahteraan masyarakat. Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan, program Kosabangsa dan KKN Tematik GENTASKIN diharapkan menjadi model penguatan kapasitas daerah yang bisa direplikasi secara nasional, yang ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antara pemerintah daerah, perguruan tinggi mitra, dan LLDIKTI Wilayah XV sebagai langkah konkret keberlanjutan program.