close

Kemandirian Pangan Lewat Inovasi, KSTI 2025 Dorong Sinergi Akademisi dan Industri

BandungKementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikitisaintek) menyelenggarakan sesi paralel bertema “Kemandirian Pangan Nasional: Pengurangan Substitusi Impor untuk Kemandirian Pangan.” Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Sasana Budaya Ganesa, Jumat (8/8).

Sesi paralel ini diawali dengan sambutan dari beberapa tokoh penting antara lain Sugeng Heri Suseno dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Widya Ruswanto dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Ridwan Herdian dari Bens Farm. Masing-masing memberikan pandangan strategis terkait urgensi membangun kemandirian pangan nasional melalui pendekatan inovasi dan pengurangan ketergantungan impor.

Sugeng Heri Suseno menyoroti potensi besar Indonesia dalam sektor perikanan, khususnya minyak ikan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa masih ada tantangan besar dalam meningkatkan daya saing produk dalam negeri. 

“Indonesia sudah memiliki potensi besar untuk mengekspor minyak ikan, tapi nilai tambahnya masih kecil karena kualitas produk belum memenuhi standar internasional dan teknologi pengolahannya masih terbatas,” ujar Sugeng.

Baca Juga :  Kedaireka Dukung Pengembangan Produk Olahan Khas Ternate

Sementara itu, Widya Ruswanto menyampaikan bahwa dari sisi nilai perdagangan, Indonesia sebenarnya tidak terlalu bergantung pada impor produk perikanan.

“Nilai ekspor kita mencapai 5,95 miliar dolar di tahun 2004, sementara impor hanya 0,52 miliar atau sekitar 8,8 persen dari nilai ekspor. Jadi sebenarnya, kita tidak perlu terlalu khawatir terhadap produk-produk impor perikanan,” jelasnya.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi panel yang menghadirkan Mala Nurilmala dari IPB, Makhfud Efendi dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), serta Sri Purwaningsih dari IPB.  

Dalam sesi ini, para narasumber mengupas berbagai tantangan nyata yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi arus barang impor, termasuk bagaimana membangun ekosistem industri pangan dan perikanan yang tangguh di dalam negeri.

Baca Juga :  IISMA Lepas Delegasi Mahasiswa ke Leicester University

Diskusi juga menyoroti pentingnya peran riset dan inovasi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Ditekankan bahwa kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pelaku industri, dan pemerintah merupakan kunci untuk mewujudkan transformasi nyata dalam pengembangan produk lokal yang berdaya saing tinggi, serta mendorong penggunaan teknologi tepat guna di sektor perikanan dan kelautan.

Konvensi ini menegaskan bahwa kemandirian pangan nasional bukan hanya soal meningkatkan produksi, tetapi juga menyangkut peningkatan kualitas, penguatan teknologi, dan sinergi kebijakan yang terintegrasi kolaborasi. Dengan potensi sumber daya alam yang besar, Indonesia perlu fokus pada pengembangan nilai tambah dan penguatan industri olahan agar tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga pemain utama di pasar global.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara