close

Innovation Festival 2025 UII: Dorong Masa Depan Industri Halal dan Berkelanjutan melalui Kolaborasi Pentahelix

Yogyakarta – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, melalui Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang), M. Fauzan Adziman, bersama Staf Khusus Menteri (SKM) Bidang Jejaring Industri dan Kerja Sama Luar Negeri, Oki Earlivan, turut hadir dan memeriahkan Innovation Festival (Innofest) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) pada Kamis (19/06). Mengusung tema “Halal & Sustainable: Future of Industry”, festival ini menjadi ajang strategis untuk mendorong kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan industri yang berbasis nilai keberlanjutan dan kehalalan.

InnoFest 2025 yang diinisiasi oleh Pusat Ekosistem Inovasi & Akselerasi Bisnis (PEIAB-ANGEL) di bawah Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan / Simpul Tumbuh UII ini mencerminkan komitmen UII dalam menghadirkan solusi aplikatif bagi masyarakat dan dunia usaha. Festival ini menjadi platform strategis untuk menampilkan hasil riset sekaligus membahas berbagai peluang dan tantangan dalam pengembangan industri yang berlandaskan prinsip halal dan keberlanjutan. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat sinergi pentahelix antara unsur akademisi, industri, pemerintah, masyarakat, dan media dalam mendorong ekosistem inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dirjen Fauzan, dalam sambutannya menekankan pentingnya pola pikir lintas sektor dan mencari solusi melalui pendekatan yang tidak konvensional, dalam hilirisasi dan pemanfaatan hasil riset.

“Dalam upaya membawa hasil riset ke hilir, kita perlu mengadopsi lateral thinking. Contohnya, inovasi mesin jet pada pesawat ternyata dapat menginspirasi pengembangan turbocharger pada mobil. Ini menunjukkan bahwa eksplorasi ide baru harus terus berjalan, namun pada saat yang sama, hasil riset yang telah ada juga perlu dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut agar tidak stagnan dan dapat memberikan dampak nyata,” jelasnya.

Baca Juga :  Plt. Dirjen Diktiristek Dorong Humas Jadi Penggerak Ekosistem Inovasi

Lebih lanjut Dirjen Fauzan juga menekankan dua kunci utama dalam membangun industry dan hilirisasi inovasi. Pertama adalah value yang bisa berupa nilai ekonomi, sosial, keagamaan, atau nilai-nilai lain yang relevan. Kedua adalah scalability  kemampuan untuk bertumbuh secara berkelanjutan.

“Teknologi yang dikembangkan di kampus, jika dikolaborasikan secara konsisten dengan industri, bisa mengalami peningkatan nilai lebih dari 1.000 kali lipat dalam 7–8 tahun. Dalam hilirisasi, investment in people adalah kunci paling krusial karena industri menaruh trust awal kepada individu periset.”, tambahnya.

Staf Khusus Menteri, Oki Earlivan, menekankan bahwa stagnasi hilirisasi hasil riset menjadi tantangan utama dalam peningkatan daya saing Indonesia dan perlu upaya strategis untuk memperkuat konektivitas antara periset dan industry.

“Kita butuh Technology Transfer Office (TTO) nasional yang yang terhubung hingga ke kampus dan daerah, supaya riset kita impactful dan bisa diukur dampak ekonominya”,ungkapnya.

TTO di perguruan tinggi akan berperan sebagai penghubung strategis bagi industri untuk menyampaikan kebutuhan dan tantangan yang dapat dijawab melalui riset dan inovasi kampus.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Jaka Nugraha, menyampaikan bahwa kegiatan ini selaras dengan strategi UII dalam mendorong hilirisasi riset yang berdampak, khususnya dalam pengembangan industri halal.

Baca Juga :  14 Perguruan Tinggi Terlibat dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan

“Banyak inisiatif yang perlu disinergikan dengan pemerintah daerah maupun Kemdiktisaintek. Ke depan, fokus penelitian harus diarahkan pada dampak nyata bagi masyarakat, bukan sekadar menghasilkan output. Semoga kegiatan ini dapat memperkuat kontribusi UII dalam menjawab kebutuhan dan tantangan pengembangan industri halal di tengah masyarakat,” ujarnya.

Di era industri yang sarat informasi dan penuh disrupsi, tantangan untuk memenuhi kebutuhan konsumen semakin kompleks. Konsumen kini semakin sadar dan peduli terhadap nilai-nilai etika, kesehatan, dan keberlanjutan, sehingga mendorong pelaku industri untuk beradaptasi dan berinovasi secara lebih bertanggung jawab.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Sumiarto, turut memberikan pandangan tentang pentingnya pemahaman halal di kalangan pelaku industri lokal.

“Sebanyak 98 persen industri di Sleman adalah industri kecil. Sampai 2025, sudah ada 102 sertifikasi halal melalui skema self-declare. Karena mayoritas penduduk kita Muslim, maka perlu terus kita dorong pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya produk halal,” tuturnya.

InnoFest 2025 diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kolaborasi yang konkret untuk menuju industri masa depan yang berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan, serta memberi manfaat luas bagi masyarakat dan generasi mendatang.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif