close

Indonesia Siapkan SDM Unggul untuk Inovasi AI dan Semikonduktor Nasional

Bandung-Indonesia menegaskan komitmennya dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk mendorong inovasi di sektor Artificial Intelligence (AI) dan semikonduktor. Hal ini menjadi fokus utama dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan pemain kunci dalam revolusi teknologi global.

Dalam sesi paralel pada Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Kuwat Triyana dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM) menekankan pentingnya fokus pada dua area krusial, yaitu desain sirkuit terpadu (IC design) dan Assembly, Testing, and Packaging (ATP) semikonduktor, Jumat (8/8). 

“Kita tidak bisa semata-mata menjadi hilir secara menyeluruh untuk semikonduktor, melainkan perlu fokus pada pengembangan chip semikonduktor sensor,” ujar Kuwat sebagai keynote speaker yang menyoroti potensi Indonesia dalam mengembangkan sensor khusus.

Baca Juga :  Chulabhorn Graduate Institute (CGI) berkolaborasi dengan ASEAN Foundation (AF) Membuka Joint Post Graduate Sains dan Teknologi

Kuwat menambahkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan chip semiconductor sensor, mengingat kebutuhan pasar yang spesifik. Dalam mendukung hal ini, program pengiriman mahasiswa ke Tiongkok untuk melanjutkan studi di bidang semikonduktor dan AI telah disiapkan serta memastikan ketersediaan talenta yang siap bersaing di dunia usaha dan dunia industri.

Kuwat juga menegaskan bahwa investasi pada manusia dan inovasi adalah kunci utama bagi Indonesia untuk melakukan “lompatan katak” dalam teknologi. Dengan strategi yang tepat dan langkah berani, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan bahkan turut menentukan arah kemajuan global melalui karya anak bangsa.

Menanggapi hal tersebut, Abdillah Azis dari PT Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC) menegaskan bahwa tujuan utama dalam pengembangan bidang AI dan semikonduktor adalah membangkitkan ekosistem inovasi, bukan sekadar riset saja. 

Baca Juga :  Dukung Transisi Energi, Ditjen Diktiristek Optimalkan Peran Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan

“Prinsip kami adalah komitmen untuk membangun ekosistem yang kuat,” kata Abdillah, menggarisbawahi pentingnya dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak.

Sementara itu, Teuku Mohammad Roffi dari Universitas Pertamina menyampaikan bahwa walaupun Indonesia belum memiliki Program Studi Semikonduktor yang masif di berbagai perguruan tinggi, bukan berarti Indonesia tidak siap untuk mengembangkan SDM di bidang tersebut. 

“Kami telah menyiapkan program magang untuk mahasiswa Teknik Elektro yang diselenggarakan oleh ICDEC dan Polytron. Mahasiswa mampu mengerjakan ujian akhir mereka di lingkungan industri,” jelas Roffi.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara