Indonesia-Mongolia Bangun Sinergi Strategis di Bidang Pendidikan Tinggi
Jakarta-Dalam upaya memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto, menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) Duta Besar Mongolia untuk Indonesia Enkhtaivan Dashnyam, Kamis (8/5).
Pertemuan ini menjadi tonggak strategis dalam mendorong kolaborasi konkret antara kedua negara, terutama di bidang pendidikan tinggi, pertukaran pelajar, riset bersama, dan peluang beasiswa.
“Kami ingin mendorong kolaborasi lebih erat antara universitas di Indonesia dan Mongolia melalui penelitian bersama, program mobilitas, serta pertukaran dosen dan profesor. Kami juga siap mengirimkan profesor dari Indonesia untuk mengajar di Mongolia sebagai bagian dari diplomasi pendidikan,” ujar Menteri Brian.
Sebagai bentuk nyata dari kerja sama tersebut, Pemerintah Indonesia menawarkan peluang beasiswa program doktoral (PhD) kepada pengajar Mongolia. Tawaran ini merupakan bagian dari komitmen memperluas kerja sama pendidikan tinggi di kawasan Asia.
“Kami percaya bahwa melalui pendidikan tinggi, kita bisa membangun masa depan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Kami ingin menjadikan pendidikan sebagai jembatan yang menghubungkan dua budaya besar antara Indonesia dan Mongolia,” tambah Menteri Brian.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas juga lima prioritas pembangunan nasional Indonesia yang menjadi dasar pengembangan riset dan inovasi, yaitu ketahanan pangan, energi berkelanjutan, ketersediaan air bersih, hilirisasi industri, dan digitalisasi.
Duta Besar Mongolia, Enkhtaivan Dashnyam, menyampaikan apresiasi atas komitmen Indonesia dalam membuka jalur kerja sama yang inklusif dan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa sektor pendidikan adalah fokus utama kerja sama luar negeri Mongolia, dan Indonesia merupakan mitra yang sangat potensial.
“Kami melihat potensi besar dalam kerja sama ini. Indonesia adalah mitra penting bagi Mongolia, khususnya dalam bidang pendidikan dan teknologi. Kami mendukung penuh inisiatif pertukaran pelajar, dosen, serta pemanfaatan program beasiswa seperti KNB,” ujar Dubes Enkhtaivan.
Ia juga menyampaikan ketertarikan untuk mengunjungi program-program studi yang ditawarkan oleh kampus di Indonesia, serta menjajaki peluang pertukaran praktik terbaik dan teknologi pendidikan.
Sebagai bagian dari kerja sama internasional, Pemerintah Indonesia kembali membuka kesempatan bagi mahasiswa Mongolia untuk mengikuti Program Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB), yang memberikan kesempatan studi penuh waktu jenjang magister dan doktoral di berbagai universitas Indonesia.
Sejak hubungan diplomatik Indonesia–Mongolia dibuka pada tahun 1956, kerja sama kedua negara telah berkembang dalam berbagai sektor. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi berharap sektor pendidikan menjadi motor penggerak kolaborasi generasi baru yang saling menginspirasi dan membawa manfaat konkret bagi masyarakat kedua negara.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif