close

Dirjen Dikti Khairul Munadi Ajak Perguruan Tinggi di Aceh Aktif Berkolaborasi

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus mendorong keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam menyelesaikan persoalan nyata di tengah masyarakat. Hal ini ditegaskan saat Dirjen Dikti Khairul Munadi menghadiri Rapat Koordinasi Forum Rektor Aceh (FRA) yang diselenggarakan di Universitas Syiah Kuala (USK), Jumat (9/5).

Dalam pertemuan tersebut Dirjen Dikti Khairul Munadi menggelar forum diskusi sekaligus sosialisasi program Kampus Berdampak yang merupakan bagian dari inisiatif Diktisaintek Berdampak, yang dirancang untuk memperkuat kontribusi perguruan tinggi terhadap pembangunan masyarakat dan daerah.

“Kampus Berdampak ingin mengajak perguruan tinggi melangkah lebih jauh. Tidak hanya sebagai pusat ilmu pengetahuan yang berfokus pada pengajaran dan penelitian, tetapi sebagai agen perubahan sosial yang hadir di tengah masyarakat,” jelasnya.

Dirjen Khairul menekankan bahwa program ini bukan sekadar slogan, melainkan strategi jangka panjang untuk menjadikan kampus sebagai ruang kolaborasi yang responsif pada kebutuhan masyarakat dengan berbasis pada data, riset, dan inovasi. Dirjen asal Aceh ini juga menambahkan dalam waktu dekat akan diluncurkan program mentoring nasional untuk memperkuat kapasitas kampus dan civitas academica dalam mengimplementasikan Kampus Berdampak.

Baca Juga :  Refleksi Sumpah Pemuda Melalui Program Kampus Merdeka

Pada kesempatan yang sama Dirjen Khairul juga menyampaikan bahwa Aceh memiliki potensi besar, namun angka partisipasi pendidikan tinggi di provinsi ini masih tergolong rendah. Karena itu diperlukan pendekatan yang lebih kontekstual dan kolaboratif antarperguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Masing-masing daerah punya keunikan. Jadi perbedaan jangan dijadikan kompetisi, tetapi sebagai kekuatan untuk berkolaborasi membangun daerah,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua FRA sekaligus Rektor Universitas Malikussaleh, Herman Fithra, menyambut positif program ini. Ia menilai  pendidikan merupakan kunci utama untuk mempercepat pembangunan Aceh, dan kampus perlu didorong untuk lebih hadir di tengah masyarakat.

“Kami sangat mendukung program ini dan berkomitmen untuk mengintegrasikan prinsip-prinsipnya ke dalam program kerja kampus, khususnya dalam memberdayakan mahasiswa agar lebih aktif terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Laptop Merah Putih di pameran Hakteknas ke-27, Solusi Digital untuk Pendidikan

Dalam sesi diskusi, sejumlah rektor memaparkan program dan praktik baik yang telah berdampak nyata. Di antaranya pemberdayaan desa, penguatan UMKM, dan pengembangan program lingkungan berbasis teknologi. Salah satu inisiatif yang tengah disiapkan adalah pengembangan tanaman Nilam yang akan dikerjasamakan antara USK dan mitra dari Manado.

Pertemuan FRA ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal pendidikan tinggi di Aceh.

Program Kampus Berdampak sebagai bagian dari Diktisaintek Berdampak diharapkan dapat mendorong lebih banyak inovasi sosial dan teknologi dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) secara lebih merata dan inklusif.