close

Di PKKMB Unud, Wamen Fauzan kampanyekan PPKPT dan ajak Mahasiswa Baru berbakti untuk Bangsa dan Negara. 

Jimbaran-Pendidikan tinggi menjadi salah satu kunci membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Masa perkuliahan adalah fase penting membentuk karakter mahasiswa.

Di tengah luasnya peluang generasi muda untuk mengembangkan diri, terdapat tantangan sosial yang dapat memupuskan masa depan generasi muda. Data menunjukkan 821 mahasiswa terjangkit narkotika, 960.000 mahasiswa melakukan judi online, 10,914,970 masyarakat dengan usia 19-34 terjerat pinjaman online, kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi pada 2024 mencapai angka 1.919 kasus, banyak lagi persoalan lain seperti pornografi dan bullying.

Mengantisipasi hal-hal tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menyoroti pentingnya mahasiswa untuk mengenal lingkungan kampus, berlatih menjadi pribadi yang lebih baik, memperbanyak aktivitas produktif, serta memperkokoh rasa cinta tanah air.

“Kampus adalah kawah candradimuka, tempat menyiapkan diri menjadi manusia seutuhnya, berbakti untuk bangsa dan negara, bermanfaat untuk semua,” ungkap Wamen Fauzan dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas Udayana (Unud), Badung (12/8).

Menurut Wamen Fauzan, para mahasiswa harus mampu membangun pola pikir berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan sekitar, tidak hanya mengejar nilai akademis saja. Selain itu, Ia  menekankan pentingnya PKKMB sebagai ajang untuk menumbuhkan semangat kolaborasi antarmahasiswa, antar fakultas dan dengan pihak eksternal seperti pemerintah daerah dan dunia industri.

Baca Juga :  Peran Penting Kebudayaan dalam Menopang Kampus Merdeka

“Sudah waktunya bagi generasi muda untuk menjadi motor perubahan, harus hadir di tengah masyarakat, membawa ilmu pengetahuan, riset dan teknologi jadi solusi nyata. Jadilah mahasiswa yang mengisi kehidupan dan mencari pengalaman” tegas Wamen Fauzan.

Adapun program Diktisaintek Berdampak yang dicetuskan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto memiliki sejumlah tujuan, yakni peningkatan kualitas hidup masyarakat, pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan komunitas lokal, pemanfaatan SDM dan komunitas lokal, pemanfaatan teknologi tepat guna, peningkatan akses dan keadilan sosial, serta penguatan ekosistem kolaborasi.

Pada kesempatan yang sama, Wamen Fauzan juga meminta agar mahasiswa baru berkontribusi aktif pada upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKPT). Program ini merupakan implementasi dari Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 yang bertujuan menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif, bebas dari berbagai bentuk kekerasan.

Baca Juga :  Wamen Fauzan: Audit Pendidikan Tinggi Harus Tumbuh Bersama Etika Digital dan Kecanggihan AI

Hal tersebut diwujudkan melalui pembentukan Satgas PPKPT di setiap kampus, yang bertugas untuk mencegah, melaporkan, dan menangani kasus-kasus kekerasan seperti kekerasan fisik, psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi, dan kebijakan yang mengandung kekerasan, yang bertujuan menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif, bebas dari berbagai bentuk kekerasan.

“Kampus harus bersih dari semua bentuk kekerasan, baik fisik maupun lisan. Saya titip pesan untuk para mahasiswa baru agar menjadi bagian dari kampanye ini. Kita harus lawan semua bentuk kekerasan secara kolektif,” tegas Wamen Fauzan.

Rangkaian Kampanye Nasional PPKPT dilakukan di seluruh kampus di seluruh Indonesia. Selain memaparkan poin-poin PPKPT, Wamen Fauzan juga berdialog langsung dengan ribuan mahasiswa Universitas Udayana Bali.

Turut hadir pada kampanye kali ini antara lain Rektor Universitas I Ketut Sudarsana, sivitas akademika Unud serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bali.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif