Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka di IPB University, Mahasiswa Diajak Bahas Aquascape dan Marinescape
Sebagai bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Departemen Budidaya Perairan (BDP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University selenggarakan World of Exotic Fish and Aquascape (WEFA) dengan tema “The Beauty of Underwater in Artificial Nature”, (29/05). Kegiatan ini dilaksanakan secara daring bekerja sama dengan komunitas Aquascape IPB Community (AIC) dengan total jumlah peserta yang hadir sebanyak 280 mahasiswa.
Menurut Fajar Maulana, dosen IPB University dari Departemen Budidaya Perairan selaku Komisi Kemahasiswaan sekaligus Penanggung Jawab Praktikum Mata Kuliah, acara rutin tahunan ini merupakan implementasi mata kuliah Ikan Hias dan Akuaskap. Acara ini membahas aquascape dan marinescape.
“WEFA ditujukan untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah Ikan Hias dan Akuaskap pada tahun ajaran 2020/2021 dan seluruh mahasiswa IPB yang ingin ikut serta. Sedangkan untuk masyarakat umum, dapat mengaksesnya pada kanal YouTube Departemen BDP,” ujarnya.
Acara ini sendiri terbagi atas dua kegiatan, yaitu webinar aquascape (sesi pagi) dan workshop aquascape (sesi siang). BDP menghadirkan aquascaper professional yaitu Bambang Nurdiansyah dan Nico Christy Susanto sebagai pembicara pada kegiatan ini.
Bambang Nurdiansyah merupakan profesional aquascaper sejak tahun 2009 dan owner dari “AQUAIR”. Ia sering mengisi acara terkait aquascape, diantaranya Gabungan Kwartir Ranting Cimanggis (2021) serta Workshop Collaboration Aquascape yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu keluatan IPB University (2021). Sementara Nico Christy Susanto merupakan aquascaper yang berfokus kepada air laut atau biasa disebut dengan Marinescape. Nico sendiri merupakan owner dari “JAVA REEF”.
Menurut Fajar, luaran kegiatan ini, selain menambah pengetahuan juga menambah softskill dan hardskill mahasiswa. Harapannya mahasiswa akan tertarik untuk berbisnis pada bidang ini. Baik sebagai pembudidaya ikan hias, maupun penyedia barang dan jasa pembuatan serta pemeliharaannya.
“Seperti diketahui, Indonesia merupakan eksportir ikan hias air laut terbesar di dunia dan merupakan eksportir terbesar ke empat untuk ikan hias air tawar. Ini potensi yang besar untuk dikembangkan. Pasarnya cukup luas dan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk melestarikan lingkungan khususnya biodiversitas perairan,” ungkapnya.
Ia berharap agar kegiatan ini dapat terus berlanjut untuk meningkatkan ketertarikan mahasiswa Budidaya Perairan dan juga masyarakat luas dalam mempelajari ikan hias dan akuaskap. “Semoga dapat menginspirasi mahasiswa untuk memiliki usaha dari sisi hobi pemeliharaan ikan hias, aquascape maupun marinescape,” imbuhnya. (IR/Zul)