Dukung UMKM, Abmas ITS Kembangkan Alat Pengering Ikan Tenaga Listrik
Tim KKN Abmas ITS bersama masyarakat Desa Cumpat saat mensosialisasikan cara penggunaan alat pengering
Kampus ITS, ITS News – Proses pengeringan ikan secara manual yang mengandalkan panas matahari seringkali dinilai kurang efektif karena dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang tidak menentu. Menyadari hal ini, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengembangkan inovasi alat pengering ikan menggunakan tenaga listrik.
Ketua pelaksana KKN Abmas, Alfisina Ihsanul Fikri, mengungkapkan bahwa Desa Cumpat, Surabaya menunjukkan kekhasan ekonomi dengan mayoritas penduduknya yang mengandalkan mata pencaharian sebagai nelayan. Aktivitas utama masyarakat desa terfokus pada menangkap ikan, yang selanjutnya diolah menjadi ikan asin. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa dalam proses pengolahan tersebut, terdapat kecenderungan penggunaan metode pengeringan konvensional.
Pentingnya memahami dinamika ekonomi dan tradisi masyarakat lokal menjadi fokus dalam pelaksanaan program KKN Abmas di Desa Cumpat. Meskipun masyarakat telah berhasil mengolah hasil tangkapan ikan menjadi produk bernilai tambah seperti ikan asin, metode pengeringan konvensional yang masih digunakan menjadi tantangan tersendiri. “Oleh karena itu, program ini mengutamakan transfer pengetahuan dan integrasi metode pengeringan efisien serta ramah lingkungan,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Alfi.
Inovasi pengering ikan yang dirancang kembali peninggalan program KKN Abmas ITS tahun lalu ini menggunakan listrik sebagai sumber energi pemanas. Keunggulan ini membuat inovasi pengering ikan dianggap lebih efektif dibandingkan alat sebelumnya yang masih mengandalkan gas elpiji sebagai sumber energi. Dengan memanfaatkan listrik sebagai sumber energi, alat pengering ini dapat mengurangi biaya operasional secara signifikan.
Selain itu, Alfi menuturkan bahwa alat pengering ini juga mengalami perubahan desain agar lebih user-friendly. Pengguna hanya perlu menekan tombol daya setelah menghubungkannya ke sumber listrik untuk mengaktifkan alat. Alat ini dilengkapi dengan tombol kontrol untuk mengatur suhu, kelembaban, dan memiliki kapasitas besar sehingga kualitas dan kuantitas ikan asin yang dihasilkan dapat sesuai dengan ekspektasi pengguna.
Perubahan desain tersebut menjadikan pengguna dapat merasa lebih aman karena telah ditingkatkan dalam hal desain keamanan teknis dan fitur keselamatan operasional. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen untuk menyediakan solusi inovatif yang tidak hanya efektif tetapi juga memperhatikan aspek keamanan dan keberlanjutan. “Demikian, inovasi ini juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan keselamatan pengguna,” papar Alfi.
Dibawah bimbingan Ir Julendra B. Ariatedja, tim KKN Abmas ITS ini berharap bahwa kehadiran alat tersebut dapat meningkatkan mutu dan jumlah produksi ikan asin di kalangan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan nilai jual ikan asin dapat mengalami peningkatan yang berkontribusi pada perekonomian lokal. “Kami berambisi untuk memproduksi lebih banyak alat pengering agar dapat memberikan bantuan kepada masyarakat secara luas,” ungkap mahasiswa angkatan 2021 ini. (HUMAS ITS)