Peresmian Smart Mini Sorghum Sweetener Factory yang diwakili oleh Direktur Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) ITS Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD (tengah pegang gunting)
Kampus ITS, ITS News – Demi mewujudkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama CV Agriutama meresmikan Smart Mini Sorghum Sweetener Factory di Jombang. Pabrik modern ini ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan menjaga ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri nasional.
Ketua Tim Peneliti ITS Fadlilatul Taufany ST PhD menjelaskan, pabrik yang diresmikan oleh ITS ini berbeda dengan pabrik konvensional lainnya. Bedanya, pabrik ini memiliki smart system yang didasari pada pemasangan Distributed Control System (DCS) dan Enterprise Resources Planning (ERP). “Penerapan kedua sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pekerjaan pabrik gula tersebut,” terangnya.
Lebih jelasnya, menurut dosen yang kerap disapa Taufany ini, pengembangan ERP dan DCS tersebut juga mengurangi risiko adanya human error dalam operasional pabrik, khususnya di bidang akuntansi, pengadaan, dan pencatatan aset perusahaan. Selain human error, proses pabrik yang serba modern dan praktis dapat mengurangi campur tangan manusia yang bisa menyebabkan penurunan kualitas molasses (zat gula).
Selain sistem pabrik yang modern, sambung Taufany, pabrik ini juga memiliki keunggulan berupa proses produksi gula kristal putih dan merah yang berbahan baku sorgum. Seperti diketahui, sorgum merupakan varietas tanaman yang memiliki keunggulan dapat dipanen sebanyak tiga kali dalam setahun. “Melihat peluang tersebut, sorgum bisa menjadi bahan baku alternatif pada pabrik gula selain tebu,” ungkap dosen Departemen Teknik Kimia tersebut.
Melihat potensi yang besar di sorgum, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS tersebut memaparkan bahwa dalam penelitian ini, ia juga berhasil mengembangkan produk output sorgum selain gula. Produk tersebut meliputi kecap manis, beras merah dan putih, madu vegan, hingga tepung. “Harapannya, penelitian ini terus dikembangkan agar bisa memperkuat ketahanan pangan nasional,” paparnya.
Dengan adanya Smart Mini Sorghum Sweetener Factory ini, Taufany berharap pabrik gula di Indonesia dapat kembali eksis dan juga dapat menjadi industri yang kembali dilirik oleh investor baik nasional maupun internasional. Ia juga berterima kasih atas dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI dan juga misi dari CV Agriutama dalam memajukan ketahanan pangan nasional. “Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam menyukseskan program ketahanan pangan nasional,” tandasnya optimistis. (HUMAS ITS)