close

Dr Sofyan Sjaf Usulkan Kabupaten Pangandaran Jadi Pusat Desa Maju Wisata dengan Data Desa Presisi

Dr Sofyan Sjaf usulkan agar Kabupaten Pangandaran menjadi Pusat Desa Maju dengan Data Desa Presisi (DDP) sebagai basis perencanaan pembangunannya. Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University tersebut melihat potensi kemajuan yang bisa ditingkatkan di seluruh desa. Antara lain pengembangan wisata yang tertata dan berkelanjutan; peningkatan ketahanan ekonomi dan sosial dengan penguatan potensi lokal, hingga peningkatan infrastruktur dan tata ruang.

“Untuk menuju Indonesia maju, maka majukan desa terlebih dahulu. Opsi unggulan ini, bisa dicapai dengan pengoptimalan penggunaan Data Desa Presisi,” ungkapnya.

Usulan Desa Maju untuk Indonesia Maju tersebut disampaikannya pada “Musrenbang Penyusunan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2021-2026”, (25/5). Selain Wakil Kepala LPPM IPB University, dalam acara ini menampilkan pula pemaparan Sekretaris Bappeda Provinsi Jawa Barat Iendra Sofyan, Bupati Kabupaten Pangandaran H Jeje Wiradinata, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Darjana, dan Tenaga Ahli Universitas Brawijaya Malang Aditya Eka Saputra. Selain itu hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran.

Penggagas DDP tersebut memperlihatkan bagaimana agar Indonesia maju dimulai dari desa dengan adanya Basis Pembangunan Desa 4.0. Pencapaiannya bisa melalui dua inovasi utama. Yaitu pada teknologi dan sosial yang dimaksimalkan pada lingkungan, ekonomi dan kehidupan sosial itu sendiri.

Baca Juga :  Ditjen Dikti Peduli, Bantu Perguruan Tinggi dan Korban Bencana Alam di NTT

“Harapannya, keberadaan Desa Maju Wisata di Pangandaran berbasis DDP tersebut bisa diwujudkan dalam Merdesa Super Apps. Yakni dengan membuat Desa Wisata Presisi. Kita bisa melihat secara akurat posisi koordinat setiap destinasi wisata, wisata kuliner, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal yang menjual barang kerajinan dan sebagainya,” jelas dosen IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat ini.

Usulan tersebut sesuai dengan pemaparan Iendra Sofyan yang diarahkan pada destinasi wisata flagship di Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan. Upaya itu terlihat dengan adanya Jalan Lingkar Tengah Pangandaran di Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, Sidamulih, Parigi, dan Langkap Lancar.

Lebih lanjut, Sekretaris Bappeda Provinsi Jawa Barat tersebut memperlihatkan urgensi program seperti peningkatan layanan infrastruktur dan moda transportasi pada warga dan wisatawan Pangandaran.

Usulan Desa Maju untuk Pangandaran berbasis 4.0 selaras dengan pemaparan H. Jeje Wiradinata yang memperlihatkan implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik. Desa maju tersebut bisa dilakukan antara lain melalui peningkatan wisata berkelas dunia.

Baca Juga :  Tingkatkan Kolaborasi Riset, ITS Perbarui MoU dengan Universitas di Thailand

“Obyek wisata unggulan di Pangandaran adalah Pantai Batuhu, Laguna Karangtirta, Pantai Karapyak, Green Canyon,  Pantai Madasari, Pantai Bantukaras, dan Pantai Barat. Selain menjadikan pariwisata sebagai sektor jasa utama, Pangandaran memiliki misi untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang beriman, taqwa dan mewujudkan kehidupan beragama,” ujarnya.

Aditya Eka Saputra juga sependapat dengan Dr Sofyan. Karena obyek wisata Pangandaran berada pada posisi kedua terbesar di Provinsi Jawa Barat setelah Bandung Barat dan Bandung. Tenaga Ahli Universitas Brawijaya Malang tersebut juga menunjukkan adanya lima destinasi wisata yang dikelola Pemda selama lima tahun dari 2016-2020.

“Jumlah kunjungan wisata tertinggi terjadi pada 2018 mencapai 4.045.704 orang, sedangkan yang terendah pada 2016 sebanyak 1.994.044. Selama masa pandemi COVID-19 pada 2019 kunjungan wisatawan mencapai 3.775.273 dan menurun pada 2020 mencapai 2.261.981 pengunjung,” jelasnya. (**/Zul)